Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Legenda Kuno Oro-oro Kesongo dan Semburan Lumpur Blora

1 September 2020   06:50 Diperbarui: 1 September 2020   06:42 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Legenda Oro-oro Kesongo (sumber: bloranews.com)

Semburan lumpur bercampur gas di kawasan hutan Kesongo alias oro-oro Kesongo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada hari kamis 27.08.2020 adalah fenomena lumpur gunung api atau mud volcano.

Kejadian ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya sudah ada beberapa letusan kecil, namun letupan pada hari kamis ini adalah merupakan semburan yang tertinggi, yakni sekitar 20 meter.

Warga sekitarnya mengatakan, fenomena semburan besar terakhir terjadi sekitar 14 tahun yang lalu. Warga bahkan memberikan nama "Kraton-kraton yang sedang tidur" pada kejadian letupan sejenis ini.

Masyarakat sekitar sudah memiliki sejarah panjang atas fenomena ini, dan memiliki dua legenda yang bertautan dengan Oro-oro Kesongo. Kisah ini disampaikan secara turun-menurun kepada warga sekitar.

Kisah 9 Orang Sial yang Ditelan Ular.

Kala itu, ada 10 orang yang sedang kehujanan. Akhirnya mereka menemukan sebuah gua yang berbentuk seperti ular sebagai tempat berteduh. Akan tetapi salah satu diantaranya memiliki penyakit kulit, sehingga ke-sembilan orang lainnya melarangnya berteduh di dalam gua.

Berada di luar kehujanan, orang yang berpenyakit kulit tanpa sengaja memukul-mukul tembok gua dengan senjata tajam yang ia gunakan untuk mencari makanan hewan ternak.

Akan tetapi, hal yang mereka tidak sadari adalah gua tersebut sebenarnya adalah jelmaan ular raksasa yang sedang bertapa. Merasa terganggu, sang ular langsung menutup mulutnya, dan menelan ke-sembilan (kesongo) orang bernasib sial di dalamnya.

Sembilan Pengawal yang Terbunuh.

Namun Pemerhati Sejarah Kabupaten Blora memiliki kisah yang berbeda. Eko Arifianto (43) mengatakan bahwa berdasarkan buku babat Kanung, pada tahun 725 Masehi, ada tokoh yang bernama Hang Sanjaya.

Ia adalah pangeran tampan dan berkharisma, namun memiliki ambisi yang besar. Sebagai akibatnya, ia dibantu oleh istrinya, meracuni Sana, pamannya yang baru saja diangkat menjadi Datu di Galuh Kerajaan Tarumanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun