Ronggowarsito juga menyebut ada tujuh Satrio Piningit (Ratu Adil) yang akan muncul ke permukaan. Ketujuh orang tersebut adalah:
Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro; Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar; Satrio Jinumput Sumelo Atur; Satrio Lelono Topo Ngrame; Satrio Piningit Hamong Tuwuh; Satrio Boyong Pambukaning Gapuro; dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.
Dari sinilah cocoklogi mulai bergema. Ke-tujuh Ratu Adil kemudian dihubungkan dengan tujuh presiden Indonesia.
Nah, setelah era Jokowi, tentunya tidak ada lagi Satrio Piningit kedelapan yang tertera pada ramalan Joyoboyo.
Anjing mengonggong, cocokologi pun datang berbondong-bondong.
Apakah presiden dengan masa jabatan tidak penuh (BJ. Habibie, Megawati, dan Gus Dur), tidak masuk dalam kategori 7 Satrio Piningit? Atau jangan-jangan, masih ada ramalan Joyoboyo yang luput dari permukaan? Kita tunggu saja!
Lagipula, Satrio Piningit sendiri memiliki arti dipingit, alias tersembunyi, hingga tiba saatnya ia akan muncul.
Nah, untuk hal ini, penulis sangat menyetujuinya.
Karena presiden Indonesia adalah presiden Indonesia yang resmi terpilih oleh rakyat, bukanlah hasil dugaan.
Jika ditilik kebelakang, memang ada kesamaan diantara ke-7 presiden Indonesia. Semuanya memiliki "efek kejut"Â dalam prosesnya.
Mengapa Soekarno yang belum siap dengan kemerdekaan bisa terpilih sebagai Proklamator? Siapa sangka si "anak bawang" Soeharto, kelak menjadi presiden kedua RI? Mengapa bukan Try Sutrisno yang menjadi Wapres Soeharto pada saat ia lengser? Hingga, siapa pernah menduga Jokowi yang akan menjadi presiden Indonesia saat ini.
Dengan persamaan ini, apa yang bisa disimpulkan? Gampang! Figur Piningit tidak akan menonjol hingga waktunya tiba. Dalam arti, bisa saja ia sudah berada di sekitar kita, namun tidak pernah disangka akan menjadi presiden.
Saat ini, elektabilitas menjagokan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga berbagai nama yang keren dan beken.