Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Coklat yang Sudah Kadaluarsa Aman Dimakan, Asalkan Sudah Terlanjur Dimakan

22 Agustus 2020   15:05 Diperbarui: 6 April 2021   19:48 18936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Coklat (sumber: foodnavigator.com)

"Nih makan", ujar istri tercinta menyodorkan kue coklat buatannya. 

Sejak pandemi berlangsung, ada perubahan kebiasaan diantara kami berdua.

Aku semakin rajin menulis di Kompasiana, sementara sang istri mulai belajar baking. 

Aku semakin sering menyendiri di ruang kerja rumah, sehingga tidak terlalu peduli dengan dapur yang telah berubah menjadi gudang bahan kue.

Tanpa basa-basi dan mata masih tertuju pada laptop, aku pun memakannya.

"Enak dak?"

"Iya enaklah."

"Itu coklat merek R*** F***R yang dibeli dari Australia kemarin.

Aku masih belum sadar, jika yang ia maksudkan adalah kunjungan ke Australia tahun 2017, bukan yang "terakhir" di tahun 2019. 

Hingga waktunya tidur malam dan sang istri kembali bertanya, "Rasanya masih oke kan? Padahal sudah expired tahun lalu lho!"

Lha... Aku makan coklat expired!

"Iya gak apa-apa lah, kan teksturnya masih oke, rasa juga oke, saya sudah coba kok sebelum dicampur ke kue."

Entah karena sugesti atau memang pengaruh coklat, perut langsung terasa mules. 

Namun, aku jadi mengingat perkataan Widya, stafku, yang pernah bekerja di sebuah pabrik coklat.

Ia mengatakan selalu menunggu-nunggu jatah pembagian coklat kadaluarsa kepada para pegawai. 

Lumayan hematlah bagi dirinya yang selalu menyisihkan gaji untuk 'tunjangan ngemil.'

**

Setiap kali kita berbelanja bahan makanan, mata selalu tertuju pada etiket kemasan dan mencari tanggal kadaluarsa. Jika sudah mendekati, maka kita enggan membelinya.

Pun halnya dengan penjual, memajang barang makanan dengan tanggal kadaluarsa yang sudah lewat, akan mendapatkan sangsi dari otoritas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pandangan konsumen kita terhadap makanan yang sudah kadaluarsa, bagaikan racun yang harus dibuang jauh dari pandangan.

Namun pada saat mengunjungi kota Guang Zhou, China, beberapa tahun yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi sebuah supermarket lokal, di lokasi dekat apartemen yang kami tinggali.

Tidak ada tulisan 'Exp date' seperti yang lazim ditemukan di Indonesia. Alih-alih hanya ada tanggal 'production date' atau tanggal diproduksinya barang tersebut.

"Lah, ini gimana?" Ternyata menurut kawan yang sudah sering wara-wiri ke China, di negeri panda ini, memang umum mencantumkan tanggal produksi.

"Orang lokal lebih nyaman dengan informasi ini, sehingga merekalah yang akan memutuskan apakah akan mengonsumsi makanan tersebut, jika sudah jauh dari tanggal produksi."

**

Selain kasus di China, penulis juga pernah mendapatkan etiket dengan tulisan 'best before' atau 'best used it before date..." yang berarti "paling baik jika digunakan sebelum tanggal...".

Konsep ini hampir mirip dengan tanggal kadaluarsa, namun yang jelas tidak sekasar tulisan 'Expired', yang terkesan 'Tidak Boleh dimakan!'

Nah, bagi kita yang sudah terlanjur didoktrin oleh 'expired date', sebenarnya setiap makanan memang diharuskan untuk dicantumkan batas waktu kadaluarsa.

Jika sudah kadaluarsa, membuang makanan adalah hal yang dianjurkan, tetapi dalam kasus saya yang sudah terlanjur 'diracuni' istri, ternyata masih baik-baik saja.

Tanggal kadaluarsa adalah sebuah saran dari produsen kepada konsumen akan tingkat kesegaran makanan, baik rasa maupun teksturnya. 

Namun dalam beberapa kasus, jika makanan tersebut masih tersimpan dengan baik, maka sebenarnya masih aman dikonsumsi.

Saran terbaik adalah memeriksa setiap makanan, sebelum dimakan, karena dalam beberapa kasus, seperti kemasan yang bocor dan penyot, sudah tidak layak dimakan, meskipun belum lewat kadaluarsa.

**

Dilansir dari sumber, ternyata coklat yang sudah terlanjur kumakan, masih aman-aman saja, selama penyimpanannya selalu berada pada suhu yang konstan dan teksturnya tidak berubah.

Jika coklat sudah mengalami perubahan temperatur beberapa kali, perubahan suhu akan menyebabkan bertumbuhnya bakteri. 

Proses kondensasi coklat yang sudah meleleh dan dibekukan kembali akan tetap menumbuhkan jamur dan bakteri.

Perubahan suhu yang drastis pada coklat ini penting dipertimbangkan, meskipun jika belum lewat tanggal kadaluarsanya.

Selain itu, jenis coklat juga memengaruhi kesegaran produk. Coklat susu (milk chocolate) lebih cepat mengalami perubahan rasa dibandingkan dengan coklat murni (dark chocolate).

Kandungan susu pada coklat akan memberikan rasa yang tidak nyaman jika sudah lewat tanggal kadaluarsa, ataupun belum, namun sudah mengalami proses kondensasi.

Bahkan jika dicairkan dan dijadikan campuran kue, tetap saja rasanya akan tidak enak dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Nah, hal-hal yang saya sampaikan ini, layak dipertimbangkan sebelum anda memutuskan untuk 'ngembat' coklat mahal yang sudah lama tersimpan.

Namun, bagaimanapun juga, pilihan terbaik adalah tidak mengonsumsi makanan yang mungkin bisa membahayakan akibat sudah lewat tanggal kadaluarsa.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun