Namun, dinamika yang terus berkelanjutan ini mampu membuat mereka bertahan selama 107 tahun lamanya, dengan total 13 presiden yang terpilih melalui pemilu yang cukup demokratis.
Riwayat berakhir, ketika Belanda yang sudah semakin kuat pengaruhnya di pulau Borneo, termasuk wilayah pendudukan Republik Lang Fang di Kalimantan Barat, melakukan politik Divide et Impera.
Strategi ini mampu membuat penguasa Lang Fang bertekuk lutut dan meneken perjanjian Batavia yang menyetujui berada di bawah kekuasaan Belanda. Namun sebagian pihak yang tidak sepakat, kemudian menyerang Belanda.
Tindakan mereka membawa akibat yang fatal dan pada tahun 1884, setelah pemberontakan berhasil ditaklukkan dan presiden terakhir, Liu Ah Sin tewas, Republik ini hancur dan wilayahnya resmi menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Sejak saat itu, rakyatnya tercerai berai, sebagian tetap memilih untuk menetap di daerah Kalimantan Barat, yang menjelaskan banyaknya warga keturunan Tionghoa di Pontianak, Sambas, hingga ke Singkawang.
Adapun bekas-bekas rakyat yang terlibat pemberontakan, melarikan diri ke pulau-pulau seberang dan membangun kehidupan baru, termasuk sebuah wilayah yang seabad kemudian dikenal dengan nama Republik Singapura.
Pendirinya, Lo Fang Pak, menolak usulan dari kesultanan sahabat yang ingin memberikan gelar Sultan bagi dirinya. Ia lebih percaya dengan kekuatan rakyat yang memilihnya sebagai presiden.
Sikapnya yang cendekiawan dan pandai berdiplomasi membuat Republik ini mampu duduk berdampingan secara damai dan mendapatkan pengakuan dari negara tetangga hingga ke Disnati Qing di China.
Beberapa orang berpendapat, pengetahuan dasar kenegaran yang diwariskan oleh Lang Fang menjadi cikal bakal pemerintahan di Singapura sebelum akhirnya dijajah oleh Inggris dan menjadi bagian dari negari persemakmuran.
Kisah ini memberikan catatan bagi penulis, bahwa masih banyak yang harus dikerjakan oleh kita semua sebagai bangsa Indonesia yang besar. Kehadiran negara dan kerajaan yang pernah ada di bumi Nusantara, hanya memberikan sebuah pesan yang sama.