Sudah pernah mendengarkan nama Oei Tiong Ham? Bagi yang belum, ia adalah bagian dari sejarah bangsa ini.
Oei Tiong Ham (OTH) lahir di kota Semarang pada tanggal 18 November 1866, dan disebut sebagai Raja Gula dan Konglomerat Pertama Asia Tenggara.
Kisahnya dapat dengan mudah ditemukan dari bermacam sumber literasi, dan sebagian napak tilasnya masih dapat ditelusuri di berbagai kota di Pulau Jawa.
Penulis sendiri pernah secara tidak sengaja melihat peninggalannya, di tahun 2013 lalu, pada saat berkunjung ke Hotel Tugu, kota Malang.
Hotel unik yang juga berfungsi sebagai museum berbagai benda bersejarah Nusantara ini, menyimpan beberapa peninggalan dari sang konglomerat. Diantaranya adalah meja dan perlatan makan, lemari, foto, dan juga barang pribadi lainnya.
Istana Oei Tiong Ham.
Orang Semarang punya tiga nama untuk istana yang dulu dimiliki OTH ini. Pertama, disebut Istana Gergaji, karena berdiri di wilayah bernama Gergaji.
Kedua, disebut Kebon Rojo, karena dulu OTH memelihara banyak hewan di kompleks istananya. Koleksinya lengkap, bahkan ada burung merak.
Ketiga, disebut Bale Kambang, karena di kompleks istana ini ada taman besar yang dilengkapi kolam. Nama Bale Kambang hingga kini masih digunakan sebagai nama perkampungan di sekitarnya.
Menariknya, istana ini memiliki luas sekitar 81 hektar. Membentang dari Simpang Lima, Jalan Pandanaran, Randusari, Mugas, Jalan Pahlawan termasuk kompleks Gubernuran dan POLDA Jateng ditambah wilayah gergaji hingga Jalan Kyai Saleh.