"Enyah loe sana, Kenthir!!!"
Tapi jika dipikir kembali, apakah Kompasiana memerlukan kehadiran tulisannya? Apakah kita tidak merasa terhibur dengan gayanya yang nyeleneh? Apakah suatu hari nanti, jika ia memutuskan tidak lagi berkarya disini, adakah orang lain yang pantas menggantikannya?
Tentu tidak, meskipun dengan gaya "kenthir" nya yang tidak tahu diri, Felix Tani tetap adalah seorang Kompasianer sejati yang memberikan perbedaan warna di Kompasiana.
Nah, jika suatu saat nanti, beliau mendapatkan penghargaan sebagai "Kompasianer of The Year." Apakah kita akan keberatan?
Bagi penulis sih, siapapun bisa mendapatkan gelar ini, karena pada akhirnya penentuan penghargaan adalah hak prerogatif penguasa Kompasiana.
Yang pasti, tidak adil bagi Felix Tani untuk tidak bisa memenangkan penghargaan ini, hanya karena namanya berawalan F, seperti Fadli dan Fahri.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H