Perang Dunia ke-2 tercatat sebagai konflik yang terkelam dalam sejarah kemanusiaan. Berlangsung selama 7 tahun, melibatkan lebih dari 100 juta personil militer, dan menelan korban jiwa sebanyak 70 juta orang.
Namun, tragedi bom atom di Nagasaki, Jepang, yang dijatuhkan tepat pada hari ini, tanggal 9 agustus 75 tahun yang lalu, juga tercatat sebagai tragedi kemanusiaan yang paling parah sepanjang masa.
Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki tidak hanya selesai sampai disitu saja. Bom Atom adalah kelahiran dari senjata nuklir yang menjadi momok setiap manusia di dunia.
Militer Amerika Serikat (AS) mencatat kedigdayaannya sebagai pemilik bom atom pertama di dunia, namun saat ini telah ada minimal 5 negara yang tercatat sebagai kekuatan nuklir dunia, yaitu AS, Inggris, Rusia, Prancis, dan Tiongkok.
Ini belum termasuk beberapa negara kecil lainnya, seperti Korea Utara dan Iran yang getol mengembangkan riset untuk senjata pemusnah massal ini.
The Little Boy dan The Fat Man.
The Little Boy adalah nama bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 06.08.1945, sementara The Fat Man merupakan nama yang bertanggung jawab pada tragedi Nagasaki, pada tanggal 09.08.1945.
Hiroshima menjadi pilihan The Little Boy, karena merupakan pusat militer utama Jepang dengan pabrik dan pangkalan militernya. Sementara kota Nagasaki sebenarnya bukanlah sasaran utama dari The Fat Man, melainkan kota Kokura yang merupakan basis militer terbesar Jepang. Naas bagi Nagasaki, karena Kokura sedang mengalami cuaca buruk pada saat itu.
Segala sesuatu dalam jarak 2 kilometer dari titik nol dihancurkan oleh ledakan dan sinar panas. Dalam satu jam setelahnya hujan partikel radiasi memenuhi hampir seluruh kota Hiroshima.
Jumlah korban yang meninggal diperkirakan sekitar 140.000 akibat dampak pengeboman langsung dan juga paparan radiasi. Total populasi Hiroshima pada saat itu diperkirakan sekitar 350.000 orang, yang berarti hampir 40% penduduknya terbunuh.
Tiga hari kemudian, The Fat Man menyusul di Nagasaki dan memakan 74.000 korban jiwa.
Belum ada tanda-tanda akan terjadi seri lanjutan dari Perang Dunia, namun kekuatan nuklir yang berkembang saat ini, membuat bom atom Hiroshima dan Nagasaki terlihat seperti petasan kanak-kanak.
Bagaimana tidak, senjata nuklir terbesar di dunia, B83Â yang dimiliki oleh Amerika Serikat, memiliki kekuatan sebesar 1,200 kilo ton atau setara hampir setara dengan 80 kali kekuatan dari The Little Boy.
Bayangan Perang Nuklir bergentayangan di seluruh dunia. Pertanyaan seperti, bagaimana jika kota New York, London, atau Paris yang diluluh lantakkan, apakah yang terjadi?
Penulis pun mempunyai pertanyaan yang sama, andaikan (amit-amit) kota Jakarta lah yang menjadi korban bom nuklir, seperti apakah dampaknya?
Dilansir dari kompas.com, sebuah aplikasi interaktif yang bernama Nukemap yang dikembangkan oleh Alex Wellersetin, sejarawan sains dari Instititut Teknologi Stevens, New Jersey, AS berhasil mengidentifikasi dampak kerusakan nuklir B83 yang dijatuhkan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Korban tewas diperkirakan mencapai 2.338.520 jiwa. Sementara korban luka tidak kurang dari 4,5 juta jiwa.
Warga di sekitar Monas, Kebon Sirih, Tugu Tani menjadi yang paling terdampak, sementara kawasan Kelapa Gading, Rawamangun, hingga sekitar Daan Mogot akan mengalami hantaman ledakan udara berkekuatan 5 psi yang akan menghancurkan pemukiman dan menimbulkan korban luka parah.
Radiasi panas yang bisa menyebabkan luka bakar tingkat tiga akan mencapai warga di sekitar Bandara Halim Perdanakusumah, Ciledug, Pondok Indah hingga perairan Teluk Jakarta yang berjarak rata-rata 13 kilometer dari pusat ledakan.
Dampak lain yang tidak kalah mengerikan adalah sebaran radiasi nuklir yang mencapai radius 1.390 kilometer persegi dan mencakup wilayah selatan Jakarta, Tangerang Selatan, Kota Tangerang, hingga Bekasi.
Syukurlah ini hanya teori saja, karena sesungguhnya bom nuklir belum pernah digunakan dalam peperangan yang sesungguhnya. Namun kita cukup sering melihat film Hollywood yang bertemakan ancaman bom nuklir.
Andaikan, suatu hari nanti ada seseorang yang memiliki kekuasaan penuh untuk melaksanakan peluncuran nuklir, apakah yang akan terjadi? Semoga bukanlah seseorang yang sedang berkuasa saat ini.Â
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H