Tidak kalah dengan film Superhero yang banyak jagoannya, film horor pun memiliki tokoh yang sudah terkenal sejak zaman kakek masih muda.
Di Indonesia ada Bang Pocong, Mba Kunti, dan Si Cantik Jembatan Ancol. Semuanya sudah wara-wiri di tangan produser fim nasional.
Dari dunia internasional lebih hebat lagi, pendapatan box office yang fantastis telah disumbangkan kepada para produsen di Hollywood, melalui jasa Dracula, Frankenstein, Mummy, dan Manusia Serigala (Werewolf).
Meskipun berasal dari karya fiksi, kehadiran mereka dapat menghipnotis penduduk dunia sehingga memercayai eksistensinya.
Nah, ternyata Manusia Serigala tidak hanya berada dalam dongeng saja.
Werewolf adalah mahluk setengah manusia, setengah serigala yang memiliki kekuatan maha dashyat dan gemar membunuh dan menyantap manusia. Konon mereka adalah manusia biasa yang membaur dengan warga lainnya, dan hanya akan berubah di malam bulan purnama.
Menurut legenda, ada beberapa cara bagaimana seseorang dapat menjadi Werewolf. Dalam buku ensiklopedia cerita rakyat "Giants, Monsters, and Dragons," Carol Rose, menceritakan bahwa pada zaman Yunani Kuno, seseorang dapat berubah menjadi Manusia Serigala jika ia telah memakan daging serigala yang tercampur darah manusia.
Teori fiksi lainnya mengatakan bahwa Manusia Serigala adalah merupakan kutukan bagi manusia yang telah memakan ramuan kuno, atau meminum air yang sudah pernah diminum oleh serigala.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa Manusia Serigala hanyalah manusia biasa yang memiliki jubah serigala sakti, yang bisa ia gunakan setiap saat untuk mendapatkan kekuatan dari seekor serigala.
Apapun itu, semua hanyalah legenda rakyat, hingga pada tahun 1589 di Jerman, seorang yang bernama Peter Stube mengaku telah membunuh 18 orang selama 25 tahun dengan cara mencabik-cabik tubuh mereka dengan tangan dan giginya sendiri.
Setelah ditangkap, Stube mengaku bahwa ia telah memelajari ilmu hitam sejak usia muda dan mendapat sebuah sabuk oleh iblis yang dapat mengubahnya menjadi Manusia Serigala.
Stube akhirnya dieksekusi di depan umum melalui penyiksaan yang sangat brutal, dikuliti, diremukkan, dan dipenggal. Ia kemudian terkenal sebagai "The Werewolf of Bedburga."
Lebih lanjut, menurut legenda, ada juga cara untuk membebaskan seseorang dari kutukan Werewolf. Dari berbagai literasi, terdapat 3 cara yang paling umum, yaitu melalui proses penyembuhan melalui obat-obatan dan operasi medis, melalui cara pengusiran setan (exorcism), atau ditembak dengan peluru yang terbuat dari perak. (silver bullet).
Namun dalam buku "The Werewof Delusion", yang ditulis oleh Ian Woodward, proses penyembuhan para korban manusia serigala ini seringkali dilakukan dengan cara yang tidak manusiawi, sehingga akhirnya mereka lebih banyak yang mati daripada diselamatkan.
Lycanthrophy Klinis.
Dalam dunia kedokteran modern, adalah istilah 'Lycanthrophy Klinis' yang dikenal sebagai sebuah kelainan jiwa, dimana penderitanya memercayai dirinya adalah seekor serigala jadi-jadian.
Penderita kelainan ini akan menunjukkan gejala seperti mengeram, berjalan dengan tangan dan kaki, menggigit barang-barang di sekitar, serta memakan makanan yang tidak lazim.
Lycantrophy klinis secara umum adalah ekspresi dari gangguan Skizofrenia akibat depresi berat. Kasus klinis modern pertama kali ditemukan pada tahun 1852, di rumah sakit jiwa di Nancy, Prancis.
Sang lelaki malang tersebut mengaku dirinya dapat berubah menjadi serigala, dengan menunjukkan "giginya yang tajam", dan mengeluh tubuhnya dapat dipenuhi rambut panjang. Untuk membuktikannya, ia meminta daging mentah yang sudah membusuk dan memakannya di hadapan para dokter yang merawatnya. Â
Kondisi ini merupakan kelainan saraf otak yang menimbulkan ilusi sensasi fisik yang hebat. Otak penderita seolah-olah merasakan perubahan pada tubuhnya yang tidak biasa, meskipun orang lain tak melihatnya.
Gangguan jiwa ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan dan Terapi Perilaku Kognitif, seperti hipnoterapi, atau psikoanalisis oleh Psikolog. Â
Selain Lycantrophy klinis, masih ada penyakit klinis lainnya yang juga sering diasosiasikan dengan Manusia Serigala ini.
Adalah jenis kondisi langka yang ditandai dengan pertumbuhan rambut secara berlebihan, hingga kadang sampai menutupi seluruh tubuh dan wajah, yang membuat dirinya tampak sebagai manusia serigala.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun para ahli menduga akibat adanya mutasi genetik yang berlebihan. Meskipun ada juga yang mengatakan bahwa beberapa faktor lain yang memengaruhi, seperti malnutrisi, peningkatan pasokan darah pada kulit, hingga penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penumbuh rambut, stereoid, atau antibiotik yang berlebihan.
Gejala ringan hanya ditumbuhi oleh Lanugo dan Vellus, atau jenis rambut yang halus, dan hanya ditemukan pada beberapa bagian tubuh saja. Namun kasus parah dapat menumbuhkan bulu Terminal yang lebat, hitam, dan panjang pada sekujur tubuh.
Ada beberapa metode perawatan bagi penderita gejala ringan, yaitu mencukur rambut, pencabutan rambut (waxing), hingga cat rambut (bleaching). Namun bagi penderita akut, harus menjalani metode perawatan Elektrolisis dan Laser.
Metode Elektrolisis adalah menghilangkan rambut dengan cara menghancurkan folikel rambut dengan menggunakan listrik bermuatan kecil. Sedangkan dalam Perawatan Laser, sel-sel rambut akan dibakar dan dimatikan dengan sinar laser.
Namun bagaimanapun juga, penampilan mirip Manusia Serigala akan terasa sangat tidak nyaman, bagi siapapun yang menderita.
Porfiria Kulit.
Lain Manusia Serigala, lain pula Drakula. Penyakit yang satu ini, sering menjadi inspirasi oleh para pencipta nuansa Vampir dan Drakula, Namanya adalah Porfiria kulit.
Jika akut, maka akan memengaruhi sistem saraf dan organ tubuh lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh pembentukan hemoglobin darah yang tidak sempurna, biasanya akibat faktor genetik.
Namun pada beberapa kasus, faktor lainnya seperti; penggunaan obat yang berlebihan, konsumsi alkohol, penyalahgunaan narkoba, paparan sinar UV yang berlebihan, infeksi, diet atau puasa, hingga stress juga bisa menjadi pemicu disini.
Pengobatan yang disarankan antara lain adalah berfokus mengurangi paparan sinar matahari dan menurunkan kadar porforin dalam tubuh pasien melalui saran yang diberikan oleh dokter.
Jadi, suatu hari jika anda mendengarkan erangan Mba Kunti, janganlah buru-buru terbirit-birit, bisa saja ia adalah Mba Santi yang lagi sembelit.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H