"Ini lho, vaksin dari China, katanya sudah memasuki tes tahap ketiga," ujar ayahanda penulis di tengah ritual makan malam bersama.
Sambil menerjemahkan berita dari bahasa mandarin ke dalam bahasa Indonesia dengan terbata-bata, ayah terus menggumam seorang diri, tanpa satupun komentar dari anak-anaknya.
Entah apa yang ada dalam pikiran yang membisu, namun "apakah benar vaksin adalah solusi terbesar dalam memerangi pandemi?"
**
Dua pendekatan berbeda dari dua pemimpin dunia, yaitu PM Inggris, Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Boris Johnson mengatakan bahwa vaksin virus corona jenis baru ini mungkin tak akan pernah ditemukan, sementara Donald Trump mengatakan bahwa sebentar lagi mereka akan terbebas dari virus corona, karena vaksin akan segera ditemukan.
Senada dengan pernyataan Trump, berbagai Lembaga dan institusi di seluruh dunia berlomba-lomba menemukan formula terbaik untuk melawan virus corona. Paling tidak tercatat sudah ada tiga perusahaan yang memasuki tahap akhir uji klinis terhadap manusia, salah satunya adalah Sinovac dari China yang juga melibatkan Indonesia dalam tahap pengembangan akhir.
Namun, harapan terbesar penggunaan vaksin ini disebutkan paling cepat pertengahan tahun depan (2021), bahkan hingga akhir tahun 2022.
Nah, faktor waktu yang masih lama ini, kemudian memengaruhi orang macam Boris Johnson untuk berpikiran, "janganlah menaruh harapan yang terlalu besar terhadap penemuan vaksin."
Setahun adalah waktu yang cukup lama untuk mengubah kebiasaan hidup seseorang ke wacana New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Jika memang demikian adanya, maka apapun yang terjadi, manusia harus menjalani hidupnya dengan perubahan yang maha dahsyat. Resikonya jelas, terpapar virus atau kehilangan mata pencaharian.