Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pilih Sakit atau Lapar? Jalankan Protokol Kesehatan, agar Sehat dan Kenyang

23 Juli 2020   12:49 Diperbarui: 23 Juli 2020   12:42 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber; finance.detik.com)

Pun pengunjung tidak keberatan jika harus terpaksa membungkus makanan untuk dibawa pulang, jika ternyata tempat duduk yang disediakan sudah melampaui batas.

Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang tukang cukur bernama Dwi Putra Setiawan di lampung. Akibat pandemi, banyak warga yang mengurungkan niat untuk mencukur rambut.

Tidak kehabisan akal, Dwi pun mengubah pola bisnisnya dengan cara "menjemput bola". Ditemani dengan sepeda motornya, ia berkeliling kota Bandar Lampung dengan menggunakan alat pelindung diri dari jas hujan, masker, dan sarung tangan.

Ia menarifkan 20,000 rupiah per jasa yang ia lakukan. Hasilnya jelas lebih bagus dari hanya sekedar duduk termenung menantikan kapan corona akan lenyap dari muka bumi.

Kedua contoh diatas memberikan isyarat bahwa pandemi bukanlah hal yang menghalangi usaha untuk mencari nafkah, meskipun ada juga pedagang yang mengeluhkan bahwa tempat usaha mereka yang berada dalam pasar tradisional masih saja sepi.

Seperti yang dialami oleh Irma, salah satu penjual baju di Pasar Butung, Makassar. Menurut pengakuannya kepada penulis, ia terpaksa harus banting setir, karena kiosnya yang menjual pakaian, masih sepi pengunjung.

Saat ini, ia telah mencoba peruntungan baru sebagai penjual kue on-line. "Untungnya lumayan Kho, hampir miriplah dengan usaha baju-ku di Pasar Butung."

Ia bahkan juga merencanakan jika bisnis kue on-linenya sudah stabil, maka kemungkinan ia akan menutup kiosnya. Baginya pandemi adalah sesuatu yang merubah hidupnya. Namun perubahan bagi dirinya, bukanlah sesuatu yang harus disesali.

Ancaman krisis ekonomi adalah masalah yang lebih besar, dibandingkan dengan sekedar kesuksesan Ellya dan Dwi dalam membangkitkan kembali usahanya.

Penanganan resesi, perlu dilakukan dengan lebih hati-hati, dibandingkan cara Irma mengganti lini usahanya.

Penulis bukanlah ekonom lihai yang dapat memberikan saran, namun cerita sederhana yang diberikan, jelas membawa pesan bahwa kunci untuk mendamaikan corona dan ekonomi adalah Adaptasi Kebiasaan Baru dengan menjalankan Protokol Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun