"Apakah sang bandar bersenjata atau tidak, berapa jumlah pengawalnya, hingga dimana barang bukti disembunyikan." Demikian ujar pria berusia 66 tahun tersebut, sambil memperlihatkan bukti SMS dan foto tempat kejadian perkara yang dikirim oleh pihak kepolisian.
Meskipun demikian, pihak kepolisian tetap saja berkata bahwa penggunaan jasa paranormal dalam mengungkap kasus, tidak bisa dijadikan pegangan. Ujar mantan Kasatreskim Polrestabes Surabaya, AKBP Farman.
Mantan Kasubbid Penmas Polda Jatim, AKBP Suhartoyo juga membenarkan bahwa metode penggunaan jasa paranormal dalam penyidikan kasus, tidak dibenarkan, karena dikhwatirkan menimbulkan fitnah atau salah tangkap.
Nah, jika di Indonesia terjadi ambigu antara ada dan tiadanya peranan paranormal yang membantu penyidikan polisi, demikian pula di berbagai lembaga penegakan hukum di negara lain.
Beberapa diantaranya, bahkan sudah memiliki sejarah yang cukup panjang. Sebagai contoh, pada saat pasca Perang Dunia I, dalam rangka memerangi kriminalitas yang tumbuh subur, polisi di Jerman mengembangkan berbagai teknik baru untuk memerangi kejahatan.
Menariknya, diantaranya adalah teknik yang disebut dengan telepati kriminal (kriminal telepathie), atau praktik menggunakan telepati atau kemampuan cenayang untuk mengungkapkan kejahatan yang belum terpecahkan.
Salah satu cenayang yang digunakan adalah Luise Diedrichs, yang membantu pihak kepolisian memecahkan misteri pembunuhan di hutan warden (1921). Dengan kekuatannya ia mampu memberitahukan alamat pembunuh, nama julukannya, kegiatannya sehari-hari, dan dimana senjata pembunuh disembunyikan.
Konon tim paranormal yang pernah membantu polisi Jerman di kala itu juga digunakan oleh NAZI dalam Perang Dunia II.
Jasa paranormal juga kadang digunakan untuk spionase. Perang Dingin telah menimbulkan paranoia bagi Amerika Serikat (AS) mengenai kemungkinan penggunaan cenayang oleh Uni Soviet.
Pada awal tahun 1970-an, dibentuklah sebuah proyek yang bernama Stargate, untuk merekruit orang-orang yang memiliki kemampuan supranatural. Meskipun awalnya Pentagon sempat membantah mengenai percobaan ini, namun setelah laporan mulai bocor, program tersebut akhirnya dibongkar dan dibekukan pada tahun 1995, setelah Badan Inteligen, AS (CIA), memberikan laporan bahwa proyek ini tidak memberikan kontribusi yang besar seperti apa yang diharapkan.
Pada tahun 2014, Angkatan Laut AS juga sempat melakukan kegiatan kontroversial dengan menyelidiki kemampuan supranatural yang dimiliki oleh prajurit mereka. Kendati mereka hanya beralasan bahwa program tersebut untuk melatih marinir untuk memanfaatkan insting dalam keadaan darurat.