Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Benar Ya, Ada Warna Hoki?

11 Juli 2020   06:49 Diperbarui: 11 Juli 2020   15:44 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tahun ini sebaiknya kamu tidak pakai baju berwarna merah, kuning, dan hijau."

Membaca nasib tahunan di Koh Ahong yang menguasai ilmu Ba Zhe (Pei Jit), rekomendasi warna sudah pasti termasuk di dalamnya.

Konon kabarnya, warna yang kurang bagus harus dihindari agar dapat terbebas dari nasib sial. Setiap tahun ada saja warna-warni hoki yang bermunculan dalam laporan jurnal nasib tahunan versi Koh Ahong.

Bukannya percaya atau tidak, namun tahun ini seluruh baju yang berwarna "terlarang" tadi, langsung disegel oleh istri tercinta, di hari pertama setelah Koh Ahong mengeluarkan titahnya.

Untung saja kuning dan hijau baru masuk dalam daftar tahun ini, tapi apa daya si merah, baju imlek yang sudah dibeli 3 tahun yang lalu, sampai hari ini masih terpampang dalam lemari yang terkunci.

Pun kalau dipaksakan untuk dipakai, wajah cemberut sang istri akan setia menemani.

Apa benar ada warna yang dapat membawa hoki atau sial? Begini penjelasannya.

Dalam Metafisika Tiongkok, warna-warni selalu dihubungkan dengan 5 elemen Fengshui (Logam, Kayu, Air, Api, dan Tanah).

Warna emas dan perak tentunya berhubungan dengan logam, warna menyala seperti merah dan oranye, berkorelasi dengan api, sementara warna biru erat kaitannya dengan unsur air, dan lain sebagainya.

Nah, Koh Ahong yang jago, tentunya tidak mau begitu saja menyarankan warna-warni hoki tanpa sebab. Menurutnya, setiap manusia memiliki ke-5 unsur ini dalam sifatnya.

Sebagai contoh, mereka yang memiliki unsur api yang kuat, maka bawaannya biasanya pemarah, suka tergesa-gesa, dan sangat agresif. Pun dengan mereka yang memiliki unsur air, biasanya identik dengan sifat air yang fleksibel.

Dalam memilih pekerjaan, biasanya unsur pada diri seseorang juga dihubungkan dengan unsur pada pekerjaan. Unsur api yang kuat pada profesi koki misalnya, sedikit banyak akan memengaruhi sifat seseorang menjadi mudah gerah, akibat panasnya wajan yang harus dihadapi.

Pun setiap tahun, akibat pergeseran kosmis, akan ada unsur-unsur yang lebih dominan yang memengaruhi kepribadian seseorang. Dalam hal ini, konon penulis harus berhati-hati dengan unsur api, logam, dan kayu yang dilambangkan dengan ketiga warna tadi.

Oke, cukup sampai di sini, Mbah Ukik matanya sudah kelilipan membaca penjelasan metafisika ini.

Sekarang, mari kita melihat bagaimana pengaruh warna dalam kehidupan, dan bagaimana ia dapat memberikan pengaruh terhadap karakter seseorang.

Warna ada di sekitar kita dan memengaruhi indra penglihatan. Dengan demikian, ia akan sangat memengaruhi persepsi kita, baik secara sadar maupun tidak.

Dari hasil persepsi ini, maka timbullah perasaan. Secara umum perasaan yang akan muncul, hanya terbagi menjadi tiga saja, yaitu suka, tidak suka, atau biasa-biasa saja.

Namun jika ditelaah lebih jauh lagi, setiap warna akan memberikan impresi secara umum kepada manusia.

Sebagai contoh, dikutip dari sumber, dalam ranah desain interior, warna biru seringkali digunakan untuk menciptakan kesan luas, stabil, sejuk, dingin, dan relaksasi pada ruangan.

Pun dari sisi kesehatan, penggunaan warna biru diyakini mampu meningkatkan konsentrasi, mengatasi rasa cemas, tekanan darah tinggi, migrain, bahkan imsonia.

Di alam, warna biru sangat identik dengan lautan dan langit. Secara umum, melihat lautan yang luas dan langit yang cerah akan menggambarkan perasaan kita terhadap warna biru.

Selain itu, ada warna-warna tertentu yang berlaku secara umum. Seperti orang Tionghoa yang menganggap bahwa warna merah adalah warna hoki yang harus digunakan pada hari imlek dan hari berbahagia lainnya.

Demikian pula dengan warna putih yang diwajibkan untuk digunakan oleh keluarga yang sedang berduka, meskipun budaya Kaukasia lebih memilih hitam sebagai warna berkabung.

Baju Bodo yang berwarna-warni dalam adat budaya Bugis-Makassar pun tidak dipakai begitu saja. Warna baju bodo menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya.

  • Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun.
  • Warna jingga dan merah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun.
  • Warna merah untuk 17-25 tahun.
  • Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun.
  • Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan
  • Warna ungu dipakai oleh para janda.

Nah sekarang kita kembali kepada penjelasan Koh Ahong. Penulis tidak akan menjelaskan bagaimana sistem perhitungan pengaruh ke-5 unsur dalam hitungan nasib.

Namun mari kita berpikir secara logika, jika seseorang yang pembawaanya marah melulu, maka seharusnya menghindari diri dari seluruh elemen yang dapat memancing emosinya.

Jangan mengonsumsi makanan yang terlalu asin, banyak-banyak beristirahat agar pikiran dapat tenang. Pun pihak keluarga yang berada di sekitarnya, sebaiknya melakukan hal-hal yang dapat membuat ia tenang.

Dari sisi psikologi, konon warna merah menyala, dapat meningkatkan adrenalin seseorang sehingga ia bisa menjadi lebih agresif. Jika demikian adanya, maka orang yang suka marah-marah, sebaiknya mengurangi interaksi dengan warna merah, termasuk pakaian yang dikenakan.

Selain itu, setiap pribadi juga memiliki warna favorit dan warna yang tidak disukai. Sebagai contoh, penulis yang tidak terlalu suka dengan warna merah muda, sampai kapanpun akan selalu menghindari warna tersebut. Kalaupun dipaksakan, maka akan menimbulkan ketidaknyamanan.

Penulis menyukai warna biru, yang konon kabarnya sangat identik dengan intelektual yang tinggi, namun sering menutup diri. Ya benar juga sih, kerjaanya tiap hari hanya menulis artikel di Kompasiana. :)

Makna warna pada psikologi dan metafisika memiliki pemahaman yang sama, warna tertentu akan memberikan pengaruh kepada karakter seseorang.

Tidak ada salahnya mengikuti saran Koh Ahong, jika memang penulis memercayainya.

Namun jika tidak diikuti, maka petaka akan datang menghampiri. Sebabnya sang istri yang sangat memercayai Koh Ahong akan ngomel melulu. Lagipula untuk apa meramal nasib, jika rekomendasinya tidak didengarkan bukan?

Bukan sulap, bukan sihir, Metafisika Tiongkok Kuno mengandung makna filosofis yang sangat dalam. Disikapi secara bijak dengan tidak menggunakan baju berwarna merah selama 3 tahun, tidaklah terlalu masalah. Masih banyak kok warna-warna lain di dunia ini.   

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun