Kenangan indah dengan sang mantan, kerinduan terhadap masa muda yang ceria, keinginan untuk tetap cantik dan tampan, hingga kesenangan terhadap kebiasaan hidup tertentu, adalah bentuk kemelakatan yang membuat manusia terus mengejar kesenangan jasmani.
Moha adalah Kebodohan Batin.
Pengertian bodoh disini tidak ada hubungannya dengan kemampuan akademik, tapi kebodohan batin yang tidak bisa membedakan perbuatan baik atau perbuatan jahat.
Efek dari kebodohan batin adalah melihat kejahatan sebagai hal yang wajar dilakukan. Jika manusia terikat moha, maka ia akan menganggap perbuatan jahat sebagai suatu kebiasaan.
Ia akan cenderung cuek dengan keadaan, tidak suka membantu, menyuburkan sifat egois, memaklumi gengsi, mengidolakan kesombongan, hingga bersikap munafik.
Dosa adalah Kebencian.
Pemahaman kebencian disini adalah sikap yang tidak suka terhadap seseorang, sesuatu, bahkan termasuk diri sendiri. Tidak saja hanya dalam bentuk dendam kesumat dan luapan emosi, namun juga dalam bentuk penolakan-penolakan lainnya yang lebih halus.
Sikap kebencian ini, jika tidak disadari akan membuat manusia lumrah terhadap penolakan, sehingga ketakutan, rasa cemas, kegelisahan atas hal yang tidak disenangi akan terus menghampiri.
Lebih jauh lagi, sikap penolakan akibat kebencian akan menimbulkan sakit hati terhadap kegagalan diri sendiri dan iri hati, cemburu, sirik, atas keberhasilan orang lain.
Tiga hal ini selalu ada pada setiap manusia dan saling terkait satu sama lain, namun dengan kadar kualitas yang berbeda-beda. Ada manusia yang mohanya lebih menonjol dibandingkan dengan dosa dan lobhanya, begitu pula sebaliknya.
Baca juga: Tidak Sadar Diri dan Keserakahan