Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

4 Saran buat Kamu agar Terlepas dari Jebakan Gaptek

8 Juni 2020   20:02 Diperbarui: 8 Juni 2020   20:01 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gaptek. Sumber: freepik.com

Teknologi telah ada sejak jaman dahulu, namun istilah Gaptek (Gagap Teknologi) baru menjadi populer dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Menjadi penting, karena perkembangan teknologi semakin menyentuh ranah pribadi.

Sebagai contoh, komputer CPU jaman Pentium angka, masih sangat jarang digunakan dan hanya dimiliki oleh yang benar-benar membutuhkannya saja. Laptop masih mahal, email masih langka, dan ponsel pintar belum eksis.

Tidak menjadi keharusan bahwa setiap orang harus menguasai cara kerja dari komputer ini. Pun untuk belajar, ada banyak tempat yang menyediakan kelas program dasar buatan Microsoft.

Bayar kursus, dijamin pintar, dapat seritifkat, dan aman dari tuduhan Gaptek.

Namun coba lihat sekarang, sebuah perangkat kecil berukuran segenggam telah mengandung jutaan fitur dan aplikasi yang dapat menguasai dunia. Namun sayangnya, ponsel pintar terkini dengan harga jutaan rupiah, kadang hanya digunakan untuk menelpon dan mengirim pesan. Itu saja!

Istilah Gaptek sering dilontarkan dan diakui oleh seseorang yang mungkin tidak memahami fitur teknologi terbaru. Saya sendiri sering dikatakan Gaptek karena tidak punya akun medsos Twitter. "Nah lho, di jaman sekarang, kagak punya Twitter? Gak salah tuh."

Padahal mereka mungkin tidak tahu, kalau hidup adalah pilihan. Bukannya tidak paham akun medsos, namun memilih Twitter sebagai tempat eksis, bukan pilihan saya, paling tidak, bukan untuk saat ini.

Memang Gaptek menjadi sebuah istilah yang ambigu. Di jaman now, penggunaan ponsel pintar tidak hanya terbatas pada urusan komunikasi semata, namun juga bagaimana pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

Memang sih, masih ada saja orang yang tidak memiliki ponsel pintar dan tidak paham teknologi sama sekali. Umumnya mereka yang lanjut usia atau yang tinggal di pelosok pedesaan, dimana kebutuhan teknologi tidak terlalu esensial.

Nah jika mereka merasa bahwa teknologi bukan sebuah keharusan, maka apakah mereka pantas disebut Gaptek?

Dengan demikian, apakah sebenarnya Gaptek itu sendiri dan bagaimana mendefinisikannya? Menurut saya, kembali kepada konsep sejauh mana sebuah teknologi berguna bagi diri kita.

Tingkat kebutuhan akan teknologi jelas berbeda bagi setiap individu. Ada yang memerlukan kecanggihan level tinggi seperti para coder dan programmer, tapi  ada juga yang hanya membutuhkannya untuk berbicara dan titik.

Dari beberapa sumber yang saya baca, seseorang dapat disebut Gaptek jika ia tidak menemukan arti pentingnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, "Ia tidak merasa panik jika internet putus", atau "ia tidak memedulikan kegunaan dasar dari internet, seperti email, browsing, dan toko aplikasi (app store)."

Ada juga yang mengemukakan bahwa seorang dapat disebut Gaptek, jika ia bahkan tidak mengenal istilah jaman now yang berhubungan dengan teknologi. Misalnya, bukan hanya tidak memiliki email saja, namun kata email sendiri masih terasa asing baginya.

Ada juga yang mendefinisikan istilah Gaptek hanya pantas disandang oleh mereka yang hanya paham fungsi dasar dari teknologi. Seperti contoh, pengguna media sosial yang hanya tahu sebatas mem-posting dan meng-upload foto saja.

Intinya, sampai kapanpun, istilah Gaptek akan selalu menjadi ambigu. Nah, pada tulisan ini, saya ingin memberikan 4 tips agar kita dapat terlepas dari tuduhan Gaptek tanpa harus menjadi ahli teknologi.

Jangan Pernah Mengakui Gaptek.

Sekali lagi, Gaptek adalah istilah ambigu, sama dengan takut, malas, bodoh, dan lain sebagainya. Istilah tersebut tidak memiliki standar, hingga kamu sendiri yang menggembar-gemborkan istilah bodoh pada dirimu.

Jangan Anti Teknologi.

Beberapa orang sudah merasa takut atau antipati, terhadap perangkat teknologi modern. Berbagai alasan, seperti "Ah, Hapeku masih bagus kok" atau "Ngapain pake Medsos, aku gak suka pamer, kok." Saran saya, jika tidak berminat menggunakannya, janganlah menolak. Siapa tahu saja, suatu hari anda dapat hadiah ponsel terbaru dengan harga termahal, iya kan?

Pahami Istilah Teknologi.

Kata yang terasa asing, pasti akan menjadi familiar jika sudah menjadi populer. Mungkin saja istilah streaming, zoom, atau vpn masih terasa asing untuk pertama kalinya. Namun jika istilah tersebut sudah semakin sering terdengar, maka pahamilah apa artinya. Minimal jika orang lain membincangkannya, anda tidak kelihatan berasal dari zaman Dinosaurus.

Kuasai Teknologi yang Kamu Butuhkan Saja.

Setidaknya kamu pasti membutuhkan peralatan teknologi sebagai alat komunikasi. Namun tingkat kebutuhan teknologi berbeda diantara setiap orang. Coba defenisikan, apa yang kamu benar-benar butuhkan? Apakah hanya sekedar menelpon saja? Atau untuk aktif di beberapa medsos saja? Atau mungkin kamu butuh aplikasi/fitur yang lebih canggih yang jarang digunakan oleh orang lain?

Nah, fokus kepada kebutuhanmu dan pelajari lebih dalam mengenai fitur yang tersedia. Tudak usah tergoda untuk mengeksplorasi kebutuhan lain, kecuali kamu benar-benar tertarik.

Pada dasarnya, seseorang akan disebut Gaptek jika ia tidak paham teknologi, namun di sisi lainnya, seberapa jauh pemahaman teknologi dapat dikuasai oleh seseorang?

Jangan terlalu terpaku dengan jebakan Gaptek, karena teknologi adalah ciptaan manusia untuk memudahkan hidup, bukan untuk dibikin ribet.

Sumber: 1 2

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun