Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Cina, karena Aku Indonesia!

4 Juni 2020   06:46 Diperbarui: 4 Juni 2020   06:54 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: naibuzz.com

Jika ungkapan dikeluarkan dengan nada tinggi yang marah, tentu itu kasar, namun jika kata tersebut disebutkan dengan halus, tanpa ada keinginan untuk mendiskreditkan, apakah bisa tetap dianggap sebagai tindakan rasis?

Aku sendiri lebih menyukai kata Cina, karena jelas lebih mudah disebut daripada Tionghoa. Sementara kata Cainis sendiri menurutku seperti bahasa Inggris yang di indo-indo kan, gak sreg deh rasanya.

Rasialisme dalam Kehidupan

Jangan terlalu berharap rasialisme akan hilang dari muka bumi. Menjadi masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini, aksi rasialis ternyata sudah ada dalam kehidupan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu dalam bentuk perbudakan, segregasi, kekerasan rasial, hingga genosida.

Menurut Komisi Hak Asasi Manusia Australia, ada tiga alasan mengapa orang senang berlaku rasis.

Pertama, manusia akan lebih mengikuti pandangan orang lain disekitarnya. Lingkungan menjadi tempat yang penting bagi seseorang agar dapat diterima. Dengan demikian berlaku rasis terhadap orang asing di luar lingkungan, menjadi penting agar seseorang dapat tetap bertahan dalam lingkungan tersebut.

Kedua, manusia juga cenderung menghabiskan waktu dengan orang yang memiliki minat latar belakang, budaya, dan bahasa yang sama. Hal ini menciptakan rasa memiliki yang tinggi, dan sekaligus menyebabkan pola pikir bahwa kelompok mereka adalah yang terbaik diantara yang lainnya.

Ketiga, manusia sering menilai atau melabelkan sesuatu kepada orang lain dengan sangat cepat. Dengan menganggap kelompok sendiri sebagai yang terbaik, pemberian label "lebih rendah" terhadap kelompok yang berbeda, kemudian menjadi pemicu awal dari sikap diskriminatif.

Menyikapi Secara Bijak

Menurut peundang-undangan, ungkapkan kata Cina memang sudah tidak lagi berlaku, namun jika saja disebutkan, maka tidak seharusnya menganggu perasaan dan pikiran.

Menurut aku sih, selama akan terus "diharamkan" maka kata ini akan terus menjadi momok bagi etnis Cina, dan juga akan terus dijadikan sebagai alat propaganda bagi mereka yang tidak menyukai keharmonisan SARA terjadi di bumi Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun