Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doppelganger, Anda Memiliki 7 Kembaran di Dunia, Begini Cara Menemukannya

18 Mei 2020   13:49 Diperbarui: 18 Mei 2020   14:03 19751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Doppelganger penulis dan orang yang tak dikenal. Sumber: Dokumen Pribadi

Pada zaman dahulu kala pada saat masker belum merupakan kewajiban, penulis pernah dikejutkan oleh sebuah gambar. Pasalnya wajah yang dikirim di grup BBM (Blackberry Messenger) itu berwajah mirip penulis.

"Sejak kapan kamu masuk ke politik bro?" tanya kawan penulis. Sebabnya figur misterius, Caleg DPRD dari partai Golkar itu juga bernama Rudi Sxxxx G., nah lho.

Foto Doppelganger penulis dan orang yang tak dikenal. Sumber: Dokumen Pribadi
Foto Doppelganger penulis dan orang yang tak dikenal. Sumber: Dokumen Pribadi
Cukup diabaikan saja, namun fenomena kembaran tak sedarah ini selalu bikin penasaran. Bukan hanya bagi penulis saja, namun juga bagi hampir seluruh manusia di dunia.

Konon kabarnya, setiap orang memiliki 7 kembarannya di dunia ini, apakah benar?  

Masih ingat dengan teori konspirasi Kim Jong-Un palsu di peresmian pabrik gula beberapa saat yang lalu? Beberapa media asing berspekulasi bahwa Kim yang tampil adalah orang lain yang penampilannya sangat mirip dengan Kim Jong-Un.

Bukan hanya di Korea Utara saja, mantan diktator Irag, Saddam Hussein, juga dikenal sebagai pemimpin yang paling banyak memilki kembaran. Bahkan di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa orang yang kedapatan mirip presiden Jokowi.

Fenomena ini disebut dengan Doppelganger yang berasal dari bahasa Jerman, yaitu doppel (ganda) dan gaenger (pejalan). Istilah ini sebenarnya berhubungan dengan pengalaman spiritual seseorang yang melihat refleksi dirinya sendiri dalam bentuk nyata.

Mitos bahwa seseorang akan mati dalam waktu dekat jika bertemu dengan sang Doppelganger ini meruak luas pada budaya Eropa dan Amerika. Beberapa kesaksian orang terkenal mengenai hal ini kemudian semakin menambahkan kesakralan dari mitos.

Konon, Ratu Elizabeth I (1558-1603) melihat Doppelganger dirinya berbaring tak bergerak di ranjang. Tak lama setelah kejadian tersebut, beliau meninggal.  

Begitu pula dengan presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln yang menceritakan bahwa ia pernah melihat Doppelgangernya di cermin, pada malam pemilihan pertamanya. Saat itu ia sedang duduk santai di sofa, dan terkejut bukan main. Namun ketika ia berjalan mendekati cermin, wajah tersebut menghilang.

Namun seiring waktu berjalan, istilah Doppelganger, tidak lagi seseram mitos yang melegenda. Istilah "baru" dari Doppelganger merujuk kepada seseorang yang sangat mirip, namun tidak memiliki pertalian darah.

Telah banyak penelitian ilmah yang dilakukan atas fenomena ini, salah satunya adalah Teghan Lucas, seorang professor Anatomist dari Universitas Adelaide, Australia yang melakukan penelitian untuk mencegah resiko salah tuduh terhadap pelaku kejahatan.

Dengan menggunakan kumpulan foto anggota militer Amerika, Teghan menganalisis sekitar 4.000 wajah. Ia mengukur bentuk dan jarak 8 ciri utama pada wajah, seperti hidung, mata, mulut, dan lain-lain.

Hasil yang didapatkan adalah kemungkinan dua orang memiliki delapan ciri wajah yang sama, adalah kurang satu dari satu triliun orang.

Alhasil, dari 7,4 miliar penduduk bumi, hanya satu dari 135 orang yang memiliki Doppelganger.

Meskipun kecil kemungkinan, namun tetap saja ada! Nah, Bagaimana kita melihat fenomena ini?

Menurut seorang ilmuwan forensik dari George Washington University, Amerika Serikat, secara statistik dengan melihat banyaknya total populasi manusia dari dulu hingga sekarang, dan juga fakta bahwa genetika manusia timbul secara acak, maka fenomena ini bisa saja ada.

Gen manusia tidak sepenuhnya beragam secara genetika, beberapa fitur yang mewakili diri anda juga ternyata dimiliki oleh orang lain. Sebagai contoh, meskipun tidak persis sama, namun pada umumnya manusia dengan ras yang sama, memiliki bentuk mata, hidung, mulut yang tidak terlalu beda satu sama lainnya.

Kesamaan bentuk wajah inilah yang membuat orang Indonesia merasa bahwa semua bule wajahnya sama, dan begitu pula dengan bule yang susah membedakan wajah orang Indonesia.

Dengan demikian, fenonema Doppelganger sangat bergantung kepada persepsi setiap orang yang didasari pengalaman pribadi dan tergantung "semirip" apa yang dimaksud.

Nah untuk melihat fenomena ini, maka penting untuk menelusuri apa yang terjadi di otak, Ketika seseorang menemukan "kembarannya."

Adalah area pada otak yang berfungsi sebagai "scanner" yang dikenal dengan "fusiform gyrus." Orientasi jalanan, pengenalan lingkungan, dan juga pengenalan wajah digunakan dengan menandai karakteristik dasar yang tidak terlalu detail.

"Kebanyakan orang berfokus pada karakteristik yang dangkal, misalnya gaya rambut, bentuk alis mata," kata statistikawan Nick Fieller dari Universirty of Sheffield.

Ia mengatakan, meskipun ada 8 ciri khas pada wajah, namun pengenalan wajah pada umumnya hanya berfokus ke mata, hidung, dan mulut saja. Jika otak telah mendapatkan sinyal yang sama, maka detail keseluruhan sisa wajah sudah tidak lagi penting. Makanya, orang dengan wajah "rata-rata" akan lebih mudah menemukan Doppelgangernya.

Fenomena kemiripan ini telah menarik perhatian banyak orang sepanjang masa. Film-film Hollywood telah berulang kali mengangkat tema ini dan karya-karya sastra lama, seperti Pangeran Edward dan Pengemis Tom juga sudah menjadi kisah yang tidak asing lagi.

Mengapa manusia tertarik menemukan kembarannya? Francois Brunelle, yang telah memotret lebih dari 200 pasang orang "kembaran" untuk proyek I'm not a look-alike, pada websitenya, www.francoisbrunelle.com mengataka bahwa hingga hari ini, ia masih saja mendapatkan banyaknya "pesanan" untuk mencari "kembaran."

Project I am not look alike oleh Francois Brunelle. Sumber: Facebook Francois Brunelle. www.francoisbrunelle.com
Project I am not look alike oleh Francois Brunelle. Sumber: Facebook Francois Brunelle. www.francoisbrunelle.com
Menurut Brunelle, "Jika Anda bertemu seseorang yang sangat mirip, Anda akan langsung merasa dekat karena ada kesamaan antara Anda dan si kembaran."

Hal ini dipastikan, karena banyaknya email yang ia dapatkan dari orang-orang yang tidak memiliki banyak saudara, khususnya dari China yang telah lama menerapkan kebijakan satu anak.

Begitu menariknya fenomena mengenai kembaran ini menjadikan sebuah website yang bernama Twin Stranger juga ramai dikunjungi. Pada situs tersebut orang-orang bisa mengunggah foto dirinya sendiri dan menemukan kembarannya.

Website ini berhasil mempertemukan beberapa orang dengan kembarannya yang sangat mirip namun berasal dari belahan dunia yang lain. Bahkan, seorang wanita bernama Niamh Geaney sudah bertemu dengan 3 orang berbeda yang memiliki wajah sangat mirip dengannya.

Rasa penasaran terhadap kembaran ini telah lama "menghantui" banyak orang dari berbagai generasi. Namun di zaman globalisasi hal ini menjadi jauh lebih mudah karena perkembangan internet.

Yang paling menarik diantara semua, ternyata fenomena Doppelganger ini juga berpengaruh terhadap pemilu. Lebih lanjut menurut penelitian Brunelle bahwa seseorang akan lebih percaya dan tertarik kepada orang yang wajahnya mirip dengannya.

Nah, apakah benar jika Jokowi ternyata unggul dari rivalnya Prabowo, pada Piplres lalu karena ternyata bapak presiden kita ini lebih banyak Doppleganger nya ya? Bagaimana jika seandainya, wajah Prabowo mirip dengan Saddam Hussein, yang konon kabarnya memiliki Doppelganger terbanyak di dunia. Menarik untuk diketahui.

Sumber: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun