Para Tatung yang sedang kerasukan ini gemar menunjukkan kehebatannya dengan menyayat diri dengan benda-benda tajam. Beberapa dari mereka bahkan ada yang mengiris lidah dan menusukkan kawat berduri ke dalam mulut dan pipi
Dengan demikian, maka masalah "Dewa" atau "Setan", haruslah kembali kepada pribadi masing-masing, dan bukan urusan manusia yang menilai keberadaan mereka.
Untuk membaca cerita lengkap mengenai Tatung, penulis telah memilih sebuah artikel bagus dari Kompas.com yang bisa dibaca disini.
Menurut Romo Bobby, meskipun praktik eksorsisme sangat kental dengan tradisi kepercayaan Katolik, namun sebenarnya praktik ini juga dikenal luas oleh berbagai kepercayaan dan kebudayaan yang beragam.
Dalam kepercayaan Taoisme sendiri, tersebutlah para Pendeta Tao yang khas dengan jubah berwarna kuning dan sering dilihat pada film-film Hongkong bertemakan "Vampire" di tahun 90an.
Lengkap dengan peralatan tempur, seperti pedang panjang, kaca cembung, dan dupa sembahyang, musuh mereka sering digambarkan sebagai mayat hidup ala China.
Dalam beberapa kebudayaan, peranan Suhu Tao ini masih terasa sangat penting, khususnya pada perayaan besar keagamaan atau prosesi hari besar kemanusiaan. Tujuannya untuk mengusir roh jahat yang menghalangi jalan.
Penulis mempunyai sebuah pengalaman unik dengan salah satu almarhum pendeta Tao yang dikenal dengan nama Zhang Shien Shen (Tuan Zhang). Awal perkenalan terjadi pada tahun 1984.
Beliau adalah seorang mantan Bhiksu Thailand yang kemudian merasa terpanggil untuk menyalurkan bakatnya yang konon sudah diwarisi sejak lahir dari para leluhur.
Tampang beliau sih biasa-biasa saja, kecuali telinganya yang lebar seperti patung Dewa Maitreya, dan kakinya yang super besar dengan sepatu nomer khusus berukuran 50.