Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Numerologi dengan Menilai Angka Secara Kualitas, Bukan Kuantitas

17 Mei 2020   08:40 Diperbarui: 17 Mei 2020   08:35 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi dari dokumentasi Communicasting Academy

Baca juga: Apakah Mengubah Nama dapat Mengubah Nasib?

Ilmu Numerologi sering mendapatkan tuduhan sebagai ilmu mistis atau ilmu semu (pseudosains). Dasar tuduhan adalah karena ilmu Numerologi tidak memiliki kaidah ilmiah dalam metodologi maupun praktiknya.

Tidak masalah, karena pada dasarnya ilmu ini masih terasa awam bagi banyak orang. Penulis sendiri lebih sering menggunakan istilah "unrevealed science" (sains yang belum terungkap).

Numerologi adalah ilmu yang telah berusia ribuan tahun yang lahir dari hasil pikiran para filsuf. Para filsuf tidak berpikir layaknya seorang ilmuwan yang berpikir bahwa segala sesuatu mempunyai dasar logika yang harus dibuktikan.

Baca juga: Numerolog adalah "Para Normal", bukan Paranormal

Para filsuf, berpikir mengenai hal hal yang belum pernah dipikirkan oleh manusia sebelumnya. Namun kita harus mengingat, bahwa sampai saat ini, telah banyak hasil pemikiran filsuf yang kemudian bermetamorfosis menjadi sains.

Dalam menyikapi hal ini, saran penulis adalah sebaiknya membuka mata bahwa apa yang merupakan pseudosains 300 tahun yang lalu, mungkin saja sudah berubah menjadi sains pada zaman sekarang.

Sebagai manusia, bukalah mata, pikiran, dan hati kita terhadap berbagai ilmu, termasuk Numerologi. Meskipun kita tidak mempercayainya, paling tidak jangan langsung menghakimi bahwa ilmu tersebut adalah tahyul semata.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun