Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Sisi Indigo Roy Kiyoshi, Supranatural atau Metafisika?

8 Mei 2020   19:57 Diperbarui: 8 Mei 2020   20:15 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Roy Kiyoshi. Sumber: Tribunnews

Nah, jika yang disampaikan adalah hal yang baik (meskipun bukan kenyataan), maka hal itu akan memberikan afirmasi kepada diri, bahwa "saya telah melakukan hal yang benar."

Namun jika yang disampaikan ternyata adalah hal buruk yang tak terduga, maka hal tersebut akan menjadi sebuah sugesti yang berbahaya baginya.

Ramalan yang baik adalah tidak memberikan pujian berlebihan atau ketakutan mendalam. Ramalan yang baik adalah memberikan sebuah harapan, namun juga harus dibarengi dengan jalan untuk mencapainya.

Pujian yang berlebihan akan membuat seseorang takabur. Penulis memiliki seorang teman yang berasal dari keluarga super kaya. Pada saat kuliah, seorang peramal memberikan wejangannya, bahwa apapun yang ia lakukan pasti sukes adanya.

"Wejangan" sang peramal kemudian membuat ia tidak melakukan usaha-usaha normal layaknya seorang pria dewasa yang berkeluarga, bahkan cenderung melakukan hal-hal "idiot" yang tidak habis diterima nalar.

Ramalan yang cenderung menakut-nakuti akan menimbulkan kebencian. Penulis memiliki seorang sahabat lainnya, yang akhirnya berubah menjadi seseorang membenci Tuhan, setelah menerima ramalan tentang kematian anak semata wayangnya, dari seorang peramal yang notabene adalah pemuka agama yang mengatasnamakan "Tuhan."

Ramalan adalah Logika Berpikir

Figur peramal memang unik adanya. Sebagian masyarakat tidak memercayainya, namun bagi followers, mereka dianggap sebagai mahluk utusan Tuhan.

Sejauh mana kita (bisa) memercayai seorang peramal? Dalam kondisi anda tidak memercayainya, tentu tidak masalah. Namun jika kebetulan anda mengenal seorang peramal yang bijaksana, maka cara mengetesnya adalah:

Jika ia mengatakan hal yang baik, maka percayailah dalam batas yang rasional. Mengapa dalam batas rasional? Karena doa tidak akan menjadi kenyataan, tanpa usaha yang mendalam dari diri.

Jika ia mengatakan hal yang buruk, maka terimalah dengan "catatan". Apakah hal buruk tersebut berkorelasi dengan kondisi anda saat ini? Solusi apa yang diberikan? Apakah solusi tersebut masuk akal?

Misalkan, sang peramal mengatakan anda harus berhati-hati dengan kesehatan, dan ternyata gaya hidup anda memang tidak sehat, maka masuk akal.

Solusi yang diberikan, banyak-banyak berolahraga, makan teratur, dan hilangkan kebiasaan merokok, maka masuk akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun