Roy Kiyoshi ditangkap di rumahnya di Kawasan Cengkareng Indah, Jakarta Barat, sekitar pukul 17.00 WIB, hari Rabu (06.05.2020), karena berdasarkan hasil tes urine, terbukti mengonsumsi obat psikotropika jenis benzodiazepine (benzo)
Pikiran Netizen tidak hanya tertuju pada masalah obat-obatan haram ini, namun juga penuh dengan berbagai spekulasi mengenai kemampuan indigo dari sang Master Karma ini.
"Mengapa ia tak bisa meramal kedatangan polisi? Apakah indigo memang memerlukan stimulan untuk ilmunya? Apakah polisi akan meminta diramal?"Â Berbagai pertanyaan berseliweran bagai hantu gentayangan.
Semuanya didasari, karena masalah paranormal dan supranatural memang masih mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat normal.
"Penasaran" adalah kata yang paling sederhana untuk menggambarkan alasan ini, namun kekhwatiran akan masa depan membuat pasar "ramal-meramal" tidak akan pernah sepi.
Toh tidak ada yang dapat membuktikan apakah ramalan bisa menjadi betul-betul manjur hingga apa yang diucapkan di masa lalu kemudian menjadi kenyataan.
Apakah manusia membutuhkan ramalan? dan apakah ramalan bagus bagi seorang manusia? Menurut penulis, bisa iya, bisa tidak.
Bagi yang tidak memercayai ramalan, maka artikel ini tidak perlu dilanjutkan. Namun bagi yang suka dengan teori ala Kiyoshi ini, maka marilah kita menelusurinya dari sisi logika sederhana.
Ramalan adalah Harapan.
Jika bertemu dengan paranormal, maka pertanyaan utama yang terlintas adalah; "Seperti apakah aku dari sisi pandangan ilmu spiritual? Bagaimana 'Dewa' melihat diriku?, Apa nasehat terbaik dari Surga untuk aku?"
Apapun jawabannya, pada dasarnya, setiap manusia pasti ingin mendengarkan apa yang ia ingin dengarkan.