Siapa yang tidak mengenal KFC, restoran ternama ini sudah menjadi sahabat di lidah, sejak penulis masih duduk di bangku SMP. Merupakan salah satu gerai waralaba terlaris dalam sejarah, ayam goreng yang disajikan tetap tak tergantikan.
Namun sayangnya kabar tak sedap meliputi pemegang merek KFC di Indonesia yang mengumumkan pemotongan gaji karyawan dan menunda pembayaran THR. Penyebabnya adalah operasional restoran cepat saji itu banyak yang tutup akibat pandemi Covid-19.
KFCÂ memiliki sejarah yang panjang, dan semuanya berhubungan dengan sang pendirinya, siapa lagi kalau bukan Kolonel Sanders.
Terkenal sebagai pria yang pantang menyerah, berbagai jenis pekerjaan telah digelutinya. Mulai dari kuli, tukang parkir, penjual asuransi, pembantu hakim, hingga bidan persalinan.
Namun mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa dibalik kegigihannya, sifatnya yang mudah meluap-luap menjadi salah satu kendala, mengapa ia sering bergonta-ganti pekerjaan.
Karirnya sebagai pengusaha dimulai, setelah ia membuka sebuah SPBU Shell dan sekaligus restoran kecil bagi supir truk yang melintas di sebuah area yang bernama "Hell's Half Acre", Kentucky. Tidak jauh dari situ, ada sebuah SPBU lain yang dimiliki oleh seorang pria bernama Matt Stewart.
Merasa tersaingi, Stewart melakukan cara kotor dengan mengecat iklan restoran Sanders. Mendapat kabar atas apa yang dilakukan oleh pesaingnya, Sanders bergegas ke sana bersama dua orang pejabat Shell.
Pertengkaran tak terhindari, baku tembak terjadi diantara mereka. Dalam peristiwa itu Stewart menembak mati seorang manajer Shell, sementara Sanders yang balas menembak, melukai bahu Stewart. Stewart kemudian diganjar 18 tahun penjara, sementara dakwaan terhadap Sanders dibatalkan, dengan alasan pembelaan diri. Â
Karir bisnis sang kolonel mulai naik daun setelah ia berhasil menjual waralabanya yang pertama pada tahun 1952. Pada tahun 1964, Sanders menjual usaha KFC nya kepada John Brown Junior dan seorang milyuner bernama Jack Mass seharga 1 juta dollar plus gaji setiap bulan sebagai konsultan dan wajahnya sebagai merk usaha.
Meskipun tidak lagi menjadi pemilik, namun kecintaan Sanders terhadap restoran ini membuatnya masih sering "ikut campur". Ucapannya dikenal tajam, terutama ketika ia tidak suka dengan kualitas makanan yang disajikan oleh waralaba.
Sang kolonel yang terkenal diantara orang KFC sebagai seorang yang eksplosif dan suka memaki pun diakui olehnya "Saya memaki bahkan di hadapan kaum wanita atau siapapun, tapi entah bagaimana belum pernah ada yang tersinggung."Â Ujar Sanders seperti yang dikutip dalam profil The New Yorker pada tahun 1970.