Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Otak Buaya! Sindrom yang Bikin Kita Tidak Pernah Berhenti "Nge-Hoaks"

2 Mei 2020   15:16 Diperbarui: 2 Mei 2020   16:00 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Otak. Sumber: voanews.com

Dalam keadaan terdesak, sensor ini akan menyala terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut pada bagian otak yang disebut dengan Neocortex, atau bagian yang bertanggung jawab untuk proses kognitif yang lebih rumit.

Perhatikan jika anda mendapatkan sebuah informasi yang terasa sangat penting atau sangat menganggu perasaan, apakah yang terjadi? Panik adalah jawabannya.

Selanjutnya, sistem alarm pada otak buaya ini akan terus menyala dan mengirimkannya dalam bentuk perasaan yang tidak nyaman kepada kita hingga kita mampu memberikan reaksi yang dianggap aman oleh otak buaya ini.

Sebagai contoh, Jika seseorang tiba-tiba mengagetkan anda, maka apapun tindakan yang diambil, entah berteriak, berlari, atau memukul, semua adalah reaksi yang dibutuhkan untuk mematikan alarm pada otak buaya ini.

Nah, ternyata dalam hal menerima informasi yang menganggu, sistem kerja pada otak buaya juga sama, namun dengan tahapan yang lebih "halus". Merasa "terganggu" dengan informasi yang diterima, manusia cenderung untuk mencari kawan, layaknya bayi yang membutuhkan sentuhan orang tuanya pada saat menangis.

Hal ini menjelaskan, mengapa pada saat kita mendapatkan informasi yang menyentuh emosi kita, maka kita akan cenderung untuk mencari kawan tempat berbagi.

Disinilah saat tersubur bagi manusia untuk menyebarkan hoax, karena ternyata, meneruskan hoax diperlukan untuk mematikan sensor pada otak buaya kita.

Nah bagaimana caranya, agar otak buaya tidak terlalu memengaruhi kita, berikut tipsnya:

Melakukan filter, agar informasi yang kurang akurat tidak termasuk dalam tipe "bahaya". Usahakan agar tetap tenang dan mempersepsikan setiap informasi yang masuk sebagai kategori "biasa" dulu, sebelum memutuskan apakah layak untuk ditindak lanjuti atau tidak.

Sebuah studi yang dilakukan oleh National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine bahwa rata-rata span of attention (jangkauan atensi) adalah 1 hingga 8 detik.

Masa span of attention ini merupakan waktu terbaik bagi sang otak buaya untuk menunjukkan taringnya. Dengan demikian, jika kita menerima sebuah informasi yang dianggap penting, janganlah melakukan apa-apa hingga hitungan ke 8. Cara ini dapat membantu anda terjebak dengan jari yang ber-KUHP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun