Menurut JK, sistem pengobatan mengambil plasma darah dari penderita virus yang sudah sembuh dianggap sangat manjur. Lebih lanjut lagi, JK mengatakan bahwa obat ini dapat mengubah sistem antibodi seseorang menjadi kebal virus corona dalam waktu tiga minggu.
Indonesia bukan menjadi negara pengembang satu-satunya. Sistem ini telah diuji coba di negara China dan Korea Selatan dengan metode yang sama, namun pembuatan yang dilakukan secara mandiri oleh Indonesia ini untuk menunjukkan kepada negara lain bahwa Indonesia masih sanggup menangani situasi pandemi dengan menciptakan obat antibodi sendiri.
Diharapkan produksi obat ini akan rampung dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
"PMI adalah satu-satunya lembaga yang punya pengolahan plasma darah di 15 tempat di daerah. Semua lembaga itu kita kerja sama agar Indonesia punya sumbangan kepada internasional. Pada dunia bahwa kita juga mampu punya pengobatan yang baik tidak selalu bergantung pada luar saja," ujar JK.
Entah angin apa yang merasuki, ditengah situasi yang tidak pasti, kabar gembira datang menghampiri. Tidak menjadi solusi yang pasti, namun PMIÂ telah menunjukkan sebuah kontribusi yang tinggi.
Semoga cerita pandemi akan sama dengan kisah Pemanah Burung Rajawali.
Setelah memenangkan perang dan mengusir penjajah, sang Pendekar Rajawali, Kwee-Ceng akhirnya menikah dengan istrinya Oei-Yong. Mereka hidup berbahagia selamanya dan saling berpelukan tanpa takut akan terinfeksi virus corona lagi.
Sumber:
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS