Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Genderqueer: Bukan Pria, Bukan Wanita, Bukan Pula LGBT

15 April 2020   12:30 Diperbarui: 15 April 2020   12:35 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agender -- Disebutkan kepada mereka yang menganggap tidak memiliki gender(bebas gender). Bagi mereka, identitas gender bukanlah hal yang penting dalam menentukan sikap dan keseharian.

Meskipun kategori ini tidak mengikuti norma gender tradisional, sosiolog A. Finn Enke menyatakan bahwa para Genderqueer tidak secara otomatis menjadi transgender.

WHO sendiri juga memberikan pernyataan bahwa seks/jenis kelamin dan gender merupakan hal yang berbeda. Identitas gender berada secara terpisah dengan orientasi seksual. Orang Genderqueer juga memiliki berbagai macam orientasi sosial seperti orang lain pada umumnya. Pernyataan WHO ini muncul seiring dengan semakin bertumbuhnya kaum Genderqueer di dunia yang mengukuhkan Genderfluid Pride Day, pada tanggal 6 April 2018.

Alam mengakui eksistensi Genderqueer. Kerajaan fauna mengukuhkannya. Dunia flora mengesahkannya. Adalah Hermafrodotisme, dimana siput bugil (gastropoda) yang memiliki kelamin ganda menjadi contoh klasik.

Dalam dunia flora, lebih banyak lagi. Spesies tumbuhan hermafrodit adalah semua yang memiliki kemungkinan melakukan penyerbukan sendiri (self-pollination). Mereka adalah tumbuhan dengan bunga sempurna (bunga yang memiliki organ kelamin jantan, yaitu benang sari, dan betina, yaitu putik) atau dengan bunga jantan dan betina pada satu individu.

**Kembali ke kasus Mira (kejadian diantara 04/04/2020 -- 05/04/2020)

"Terbujur kaku menahan sakit, menyisakan perasaan terintimidasi. Entah apa yang dipikirkannya."

Jika engkau tidak merantau ke Jakarta, mungkin engkau bisa terpilih menjadi kaum pendeta Bissu di tempat kelahiranmu.

Jika engkau lahir sedikit lebih cepat, mungkin masalah status gendermu tidak perlu dihadapi dengan krisis kepercayaan diri.

Jika engkau adalah flora, maka mungkin engkau akan menjadi pujaan banyak orang. Jika engkau adalah fauna, mungkin engkau akan dilindungi.

Apakah ini hukum Alam? Mungkin tidak, karena Hermafrodit adalah ciptaanNya. Apakah ini keinginan Tuhan? Kembalilah kepada Nurani, janganlah engkau menghina Tuhan, karena Yang Kuasa tidak memerlukan identitas gender.  

Sumber: DW, Suara, Tribun, Wikipedia 1, 2

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun