Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Genderqueer: Bukan Pria, Bukan Wanita, Bukan Pula LGBT

15 April 2020   12:30 Diperbarui: 15 April 2020   12:35 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster grup lawak Jayakarta Grup. Sumber: Kasetlalu.com

Salah satunya adalah dunia hiburan, dimana sejak tahun 70an, Indonesia telah memiliki beberapa entertainer yang berstatus "waria panggung". Nama seperti Prapto (Esther) dari Jayakarta grup, Karjo Ac-Dc, dan Tessi dari Srimulat selalu menjadi yang ditunggu.

Poster grup lawak Jayakarta Grup. Sumber: Kasetlalu.com
Poster grup lawak Jayakarta Grup. Sumber: Kasetlalu.com

Indonesia juga memiliki beberapa nama besar dari kaum transgender, seperti Dorce Gamalama dan juga Solena Chaniago yang merupakan transgender asia pertama yang menembus pasar Hollywood.

Istilah transgender tidak terdengar asing. Alasan pelaku klasik, bahwa jiwa mereka tidak sesuai dengan jenis kelamin yang dibawa lahir. Dunia hanya mengakui dua jenis gender saja, dan mereka harus memilih satu diantaranya.

Padahal jika menilik kepada warisan nenek moyang, sebenarnya konsep gender tidak dipandang seperti ini. Banyak kebudayaan yang mengakui adanya tiga hingga empat jenis gender yang berbeda.

Istilah ini disebut dengan Genderqueer atau tidak terpaku pada dua jenis kelamin saja, namun lebih kepada sifat maskulin, feminim, kedua-duanya, atau tidak sama sekali.

Sejarah Genderqueer di dunia telah ada selama masa peradaban itu sendiri. Salah satu Genderqueer yang paling terkenal adalah kaum Kasim pada jaman Tiongkok Kuno. Merupakan lelaki yang rela dikebiri demi menjadi lingkar satu keluarga kerajaan, para kasim ini bukannya tanpa kekuasaan.

Salah satu yang paling terkenal adalah Zhao Gao. Sebagai kasim dan juga politisi, ia mengabdi pada tiga kaisar dinasti Qin dan juga menjadi penyebab keruntuhan dinasti tersebut.

Setelah kematian Qin Shi Huang (Kaisar pertama Tiongkok kuno), Zhao Gao diam-diam mengganti waisat terakhir sang kaisar mengenai Fusu, sang putra mahkota atas tahtanya. Dalam surat wasiat yang dipalsukan, Fusu diperintahkan untuk bunuh diri, sementara Huhai, putra bungsu Kaisar, sekaligus murid Zhao Gao, diangkat sebagai kaisar baru.

Kaum Genderqueer juga memiliki posisi terhormat di bumi Nusantara. Sebutlah kaum "Bissu" masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, yang merupakan kaum pendeta dalam agama tradisional Tolotang.  

Foto Pendeta Bissu. Sumber: Phinemo.com
Foto Pendeta Bissu. Sumber: Phinemo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun