Jika anda percaya dengan Reinkarnasi, maka mungkin anda percaya bahwa kehadiran saat ini adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas yang belum dituntaskan sebelumnya.
Itu jika anda percaya tentunya....
Namun percayalah bahwa setiap manusia lahir dengan sebuah misi yang hanya diketahui oleh jiwanya saja. Jika tidak, maka mengapa kita bisa lahir pada keluarga tertentu, bertemu dengan orang tertentu, atau bahkan meninggalkan sang mantan? Hayooo... siapa tuh?
Penulis tidak mencoba untuk memprovokasi keyakinan atau mengubah idealisme, yang ingin disampaikan adalah sebuah pandangan dalam filsafat Numerologi, bahwa angka adalah sesuatu yang dapat menceritakan banyak hal mengenai manusia.
Mari kita memulai perjalanan ini dengan sebuah renungan "apakah tugas yang harus kita selesaikan didunia ini?"
Jiwa sang pengembara akan terus berkelana hingga tugasnya berakhir di alam fana ini. Itulah keyakinan utama dalam sebuah falsafah reinkarnasi. Namun sayangnya, hutang lama yang dilunasi cenderung akan menimbulkan hutang yang baru. Hal ini kemudian mengikat manusia dalam lingkaran karma yang tidak berkesudahan.
Faktor terbesar yang memengaruhi lingkaran karma adalah keinginan duniawi. Dalam menjalani sebuah proses kehidupan, segala daya upaya akan ditempuh atas nama "yang terbaik."
Sayangnya apa "yang terbaik" bagi diri, kadang menjadi "yang terburuk" bagi orang lain. Tidak bisa dipungkiri, karena pada dasarnya manusia adalah mahluk egois yang menyintas kehidupan berdasarkan kemelekatan nafsu indriawi.
Dari sinilah, muncul masalah kehidupan, padahal jika ditelaah lebih bijak, masalah tersebut sebenarnya adalah hutang karma yang harus dibayar untuk memperbaiki kehidupan yang telah kita rusak sebelumnya.
Dalam ilmu Numerologi, hal ini dapat dibaca dengan sebuah rumusan sederhana yang disebut dengan The Karmic Lesson Numbers atau biasa juga disebut dengan The Lost Numbers.
Untuk memulai perhitungan, mari Kembali kepada Tabel Pythagoras
RUDY GUNAWAN -- 9.3.4.7.7.3.5.1.5.1.5
Perhatikan dari Angka 1-9, adakah angka yang hilang? Nah, dalam contoh diatas, maka ada tiga angka yang hilang, yaitu: 2,6, dan 8. Angka yang hilang inilah yang disebut dengan Karmic Lesson Numbers, yang berarti individu akan sering menghadapi masalah kehidupan yang diwakili oleh angka hilang tersebut.
Penulis akan memandu arti angka 1-9 dalam penjelasan yang singkat, namun diperlukan sebuah perenungan yang mendalam terhadap kondisi dari setiap individu, karena pada dasarnya setiap orang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai siapakah dirinya dan apakah yang harus dilakukan untuk memuaskan jiwa dahaga dari Sang Pengembara.
Karmic Lesson Number 1: Tidak mandiri, sering merasa kesepian, krisis kepercayaan diri, atau kehilangan jati diri.
Karmic Lesson Number 2: Masalah dengan kerja sama, dukungan dari orang lain, dilema yang mendalam, atau kurang mendapat empati.
Karmic Lesson Number 3: Masalah dengan pertemanan, masalah keluarga, sikap pesimis yang akut, atau terjebak dalam kehidupan yang penuh hura-hura.
Karmic Lesson Number 4: Terjebak dalam rutinitas yang sama, tidak pernah merasa cukup, kondisi tubuh yang terbatas, atau sering frustasi.
Karmic Lesson Number 5: Potensi kecanduan, terlalu sibuk, susah berkonsentrasi, atau hidup tanpa aturan.
Karmic Lesson Number 6: Masalah dengan keluarga, terlalu baik hati, terlalu suka mengontrol, atau terlalu suka mengurus urusan orang lain.
Karmic Lesson Number 7: Susah dipahami, masalah dengan hubungan personal, masalah perkawainan, dan hidup penuh kecurigaan,.
Karmic Lesson Number 8: Masalah terhadap kekuasaan, keuangan (boros), status (gila hormat), atau seringkali diremehkan.
Karmic Lesson Number 9: Terlalu idealis hingga sulit dipahami, tidak didengarkan, keserakahan tak berkesudahan, atau tidak bisa terima kekalahan.
Ditengah perjalanan yang penuh dengan nafsu keinginan, selalu ada jalan tengah yang dapat ditempuh, meskipun bukan solusi terbaik dalam membayar hutang karma kehidupan.
Kuncinya adalah berbuat sesuatu berdasarkan kehendak yang layak. Mengambil sesuatu yang terbaik diantara yang terjelek untuk mengakomodir keinginan ego dan kepentingan banyak orang.
Setelah melihat penjelasan, mungkin ada yang bertanya "ini gue banget" atau "aku gak begini kok."Â Tidak masalah, karena sepanjang perjalanan, manusia belajar dari kesalahan.
Kadang pelajaran telah diambil sejak ia berusia dini, meskipun tidak sedikit juga yang tidak pernah belajar dari kesalahan. Artikel ini tidak dibuat bukan untuk menghakimi, gunakanlah informasi sebaik mungkin untuk mengendalikan diri dari energi negatif.
Sekali lagi, hanya diri anda yang memahami bagaimana cara untuk memperbaiki kehidupan agar hutang karma dapat terbayar. Jalan tengah adalah cara yang terampuh, memikirkan keseimbangan kepentingan diri dan orang lain adalah hal yang terbijaksana.
Jika anda jeli, mungkin anda akan bertanya, apa yang terjadi jika seluruh angka 1-9 ternyata lengkap berada pada nama?
Kenyataannya hanya 5% dari total populasi yang memiliki anugrah tersebut. Mereka disebut dengan The Old Soul (Jiwa Tua) atau jiwa yang sudah lama berkelana melebihi jiwa-jiwa lainnya di dunia ini.
Keberadaan mereka bukanlah tanpa sebab, Sebagian jiwa memang sudah terpilih menjadi manusia yang hadir ke dunia untuk membawa perbedaan. Tidak harus menjadi orang yang terkenal, meskipun beberapa orang terkenal seperti, Dalai Lama, Michael Jackson, Mark Zuckerberg, David Attenborough, Winston Chuchill, dan Donald Trump. (Semuanya dianalisis dari nama lengkap kelahiran) adalah The Old Soul.
Bagi mereka yang terpilih, bukan berarti mereka hidup bebas dari masalah, namun masalah yang mereka temui, dapat dihadapi dengan tenang, karena pada dasarnya mereka telah memiliki bekal yang cukup dari kehidupan masa lampaunya.
Adapun ciri-ciri manusia The Old Soul adalah:
Sangat tenang, bahkan disaat krisis.
Berkharisma, unik, eksentrik.
Multi talenta.
Mampu menyelesaikan banyak hal.
Lebih percaya kebahagiaan kepuasaan diri dibandingkan materi.
Setelah mengetahui cara perhitungannya, cobalah untuk mencari The Old Soul pada orang-orang disekitar anda. Atau jangan-jangan anda adalah salah satu dari mereka.
Artikel Penulis lainnya tentang Karma dan Reinkarnasi:
Reinkarnasi A-Z, Anne Frank, Riset Ilmiah, Hingga ke Urusan NegaraÂ
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H