Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenang Glenn Fredly, Mengenal Meningitis

9 April 2020   07:02 Diperbarui: 10 April 2020   10:47 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Publik Indonesia sedang berduka, musisi kondang, Glenn Fredly (44 tahun) telah meninggalkan kita semua. Penyebab kematian ditenggarai akibat meningitis. Istilah masih terasa asing di kuping, namun kenyataannya telah melumpuhkan sekitar 1,2 juta orang setiap tahunnya.

Bukan hanya Glenn Fredly, pada tahun 2015, meningitis juga merengut nyawa artis Olga Syahputra, setelah sebelumnya divonis menderita penyakit "misterius". Masyarakat hanya tahu bahwa suhu Olga tak teratur, sering kelelahan, demam tinggi dan sakit kepala maha dahsyat.

Untuk itu, ada baiknya kita mengenal penyakit yang satu ini:

Meningitis adalah peradangan pada membran yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang. Gejala penyakit meningitis yang umum terjadi adalah sakit kepala, demam tinggi, leher kaku (kuduk kaku), kebingungan, muntah, fotofobia (sensitif terhadap cahaya), dan fonofobia (sensitif terhadap suara).

Meningitis dapat terjadi pada siapa saja dan menyerang segala usia, namun manusia dengan daya tahan tubuh lemah yang paling rentan terhadap serangan, seperti anak kecil, orangtua, atau pengidap penyakit HIV/AIDS.

Meningitis sendiri dapat disebabkan oleh lima hal, yaitu: Infkesi oleh virus, bakteri, jamur, parasit atau penyebab non-infeksi.

Meningitis Virus.

Radang yang disebabkan oleh virus adalah yang paling umum terjadi, biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam tempo 7-10 hari. Virus yang sama biasanya juga menyebabkan penyakit lainnya seperti influenza, herpes, dan campak.

Meningitis Bakteri

Penderita jenis meningitis ini harus menjalani pengobatan serius karena dapat berkembang cepat dan menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Bakteri ini masuk melalui telinga atau tenggorokan dan menyerang otak melalui aliran darah. Bakteri ini dapat menular melalui cairan droplet (bersin, batuk, ciuman).

Meningitis Jamur

Jenis ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan virus dan bakteri, dan biasanya hanya menyerang orang dengan masalah kekebalan tubuh, seperti pengidap penyakit HIV/AIDS.

Meningitis Parasit

Termasuk dalam jenis yang langka, dan disebabkan oleh parasit yang ditemukan pada kotoran, tanah, hewan, dan beberapa jenis makanan seperti siput, ikan mentah, atau unggas. Jenis ini tidak menular, namun dapat menular melalui binatang, seperti pada kasus infeksi meningitis Babi di Bali pada tahun 2015.

Meningitis Non-Infeksi

Meningitis juga dapat disebabkan oleh faktor non-infeksi. Kondisi perawatan medis seperti lupus, cedera kepala, operasi otak, dan kanker biasanya menimbulkan risiko munculnya meningitis non-infeksi.

*****

Meskipun masih asing terdengar, namun terdapat sekitar 1.2 juta kasus meningitis bakteri, dengan tingkat kematian sekitar 135.000 jiwa setiap tahunnya.

Meningitis pernah menjadi wabah yang menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dengan 25.000 kematian pada tahun 1996-1997. Beberapa sumber mengatakan bahwa keberadaan meningitis sudah terdeteksi sebelum zaman Renaisans, namun laporan wabah besar pertama muncul pada tahun 1805 di Jenewa, Swiss, dan laporan epidemi pertama muncul di Afrika bagian Sahara pada tahun 1840.

Infeksi meningitis bakteri pertama kali dipopulerkan oleh seorang ahli bakteriologis Austria, Anton Weichselbaum pada tahun 1887, yang pada saat itu masih merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi (sekitar 90%).

Setelah tahun 1906, antiserum pertama ditemukan dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan asal Amerika, Simon Flexner, dan akhirnya pengenalan vaksin Haemophillus pada tahun 1980-an berhasil menurunkan kasus dan menekan tingkat mortalitas.   

*****

Secara umum, meningitis adalah salah satu penyakit berbahaya dengan risiko kematian yang tinggi. Bahkan pasien yang sudah sembuh juga memiliki risiko lainnya seperti tuli, epilepsi, dan gangguan pada otak permanen.

Namun setidaknya perkembangan tehnologi dapat membantu pengobatan dan memberikan saran pencegahan. Salah satunya adalah vaksin Haemophillus yang dapat diberikan kepada anak sejak usia dini.

Selain itu berbagai jenis pengobatan dengan antibiotik intravena bagi meningitis bakteri, dan obat-obatan anti jamur bagi meningitis jamur juga bisa dilakukan sebagai rangkaian penyembuhan.

Pencegahan tetap merupakan obat yang termujarab. Sangat disarankan untuk menjaga pola hidup sehat seperti mencuci tangan setiap saat, minum banyak cairan, istirahat agar sistem kekebalan tubuh tidak lemah, dan yang terpenting adalah menciptakan kondisi yang bebas stres.

Ibu hamil dan orang yang baru saja menjalani tranplantasi sumsum tulang memiliki risiko tinggi tertular infeksi meningitis, oleh sebab itu pastikan makanan dimasak dengan cermat dan hindari jenis-jenis makanan mentah.

Yang terpenting, jika gejala meningitis menampakkan diri pada orang terkasih, konsultasi kedokteran tetap merupakan hal yang utama dan terutama.

*****

Indonesia sedang bersedih kehilangan salah satu maestro musik dan kemanusiaan, namun kesedihan tanpa mengambil hikmah adalah percuma adanya. Glenn telah meninggalkan kita, namun kemahsyuran yang dimiliki telah mewariskan sesuatu yang sangat berharga bagi kita semua.

Kini harus aku lewati. 
Sepi hariku tanpa dirimu lagi. 
Biarkan kini ku berdiri. 
Melawan waktu tuk melupakanmu. 
Walau pedih namun aku bertahan.

Selamat jalan Bung, terima kasih atas cinta dan kebahagiaan yang telah engkau wariskan. Beristirahatlah dengan tenang disisi Nya, dan engkau akan selalu berada di hati.

Sumber: wartakota.tribunnews.com | tirto.id | wiki/Meningitis

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun