Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Boontling, Bahasa Daerah yang Berasal dari Emak-emak yang Suka Gosip

8 April 2020   15:19 Diperbarui: 8 April 2020   15:37 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: California Sun

Indonesia harus berbangga, karena memiliki setidaknya 718 bahasa daerah yang temasuk dalam wilayah berdaulat NKRI. Hal ini menunjukkan betapa kayanya bangsa ini dengan keragaman budaya yang terkandung.

Pada saat penulis masih berkuliah di Amerika Serikat, para sahabat bule sering terpesona dengan kenyataan bahwa bahasa daerah Indonesia lazim digunakan oleh setiap orang di daerahnya masing-masing.

Bagaimana tidak, negara sebesar Amerika Serikat sendiri tidak memiliki bahasa daerah asli yang dilestarikan. Bahasa daerah yang beredar pada benua itu, hanyalah bahasa ibu dari kaum imigran, seperti warga keturunan Asia, Amerika Selatan, Eropa, Arab, dan lain sebagainya.

Namun tidak halnya dengan penduduk Boonville, California. Mereka memiliki bahasa daerah yang notabene hanya dipahami oleh penduduk setempat. Bahasa daerah tersebut bahkan memiliki nama yang disebut dengan Boontling dan memiliki kurang lebih 1600 syntax kata dalam Bahasa Inggris, sebagai contoh:

Crazy = Crazeek, Old Woman = eeld'm, Laugh = hoot, embarrass = Charlie, Pretty young women = bollnesses, having a good time at the Saturday night dance = brancing at the hob.

Sehingga sebuah kalimat seperti; "The crazy old woman laughed and embarrassed all the pretty young women having a good time at the Saturday night dance," menjadi; "The crazeek eeld'm hooted and charlied at the bollnesses branching at the hob."

Singkat, Padat, dan (Jelas...).

Memang ini bukan bahasa daerah sepenuhnya seperti apa yang kita ketahui sebagai warisan nenek moyang yang berusia ratusan tahun, apalagi bahasa ini hanyalah bentuk dari slang lokal Bahasa Inggris.

Namun keberadaan Bahasa Boontling yang dimaksudkan agar orang luar tidak memahami apa yang mereka percakapkan ini membuat Boontling benar-benar menjadi milik "daerah" mereka.

Sekilas Mengenai Boonville dan Bahasa Boontling.

Boonville adalah sebuah kota kecil yang berlokasi di pantai utara California, AS. Kota ini didirikan pada tahun 1865, dengan penduduk hanya sekitar 19 keluarga saja pada waktu itu. Selama puluhan tahun, penduduk Boonville hidup jauh dari keramaian dan kunjungan.  

Letak kota kecil yang terpencil dan kurangnya penduduk ini menjelaskan mengapa bahasa "daerah" ini dapat tetap bertahan. Yang menarik bahwa perkembangan Bahasa Boontling ini ternyata berasal dari perbincangan gosip.

Cerita dimulai pada tahun 1890, sekelompok wanita daerah yang menggosipkan seorang wanita muda hamil yang baru saja pindah dari desa sebelah. Konon kabarnya wanita itu diusir oleh keluarganya karena aib yang dimiliki. Merasa tidak sopan menggosipkan skandal, para wanita Boonville kemudian mengembangkan sejenis bahasa sandi yang hanya dipahami oleh para wanita asli setempat. Ya... tipikal emak-emak.

Tidak lama kemudian para lelaki yang juga ingin mendengar gosip sang wanita muda, kemudian mempelajari bahasa yang sama dan mengembangkannya lagi dengan bahasa para lelaki dan (mungkin) unsur seks juga ditambahkan lagi. Ya... tipikal laki-laki senang bening.

Karena para ayah dan emak sudah menggunakannya, tibalah saatnya anak-anak belajar menggunakannya di sekolah, agar dapat menjaga kerahasiaan urusan remaja dari para guru.

Karena para guru harus mengerti apapun yang terjadi dengan murid-murid tersayangnya, maka merekapun belajar Bahasa Boontling dari para orangtua murid.

Nah kurang lebih seperti itulah siklus yang terjadi, sehingga Bahasa Boontling ini tumbuh dengan subur, seiring waktu berjalan.

Berasal dari Kejadian Setempat

Bahasa slang ini pada umumnya terbentuk dari kejadian-kejadian setempat yang kemudian diasosiasikan kedalam bentuk bahasa, seperti:

Shoveltooth (gigi sekop) untuk sebutan dokter, hanya karena kebetulan dokter pertama di kota itu memiliki gigi tonggos.

Juga pada istilah high pockety (kantong tinggi), hanya karena kebetulan orang terkaya di kota itu badannya tinggi.  

Bukan hanya kata saja, tapi sebuah kejadian dengan kalimat lengkap dapat berubah menjadi sebuah kata yang pendek, seperti pada kata Blue Bird yang berarti "seseorang yang jatuh dari punggung kuda."

Bukan tanpa alasan, sebuah cerita lucu dari seorang anak yang jatuh dari punggung kuda mengucapkan. "Saya terlempar sedemikian tinggi, sehingga burung biru (blue bird) bisa membuat sarang diatas bokongku." Jadilah kalimat panjang yang disederhanakan.

Pengucapan slang baru kemudian menjadi sangat populer diantara penduduk Boonville, sehingga setiap orang dapat menciptakan istilahnya sendiri dan dipublikasikan secara tidak formal.

Lama-kelamaan, Bahasa Boontley akhirnya menggantikan Bahasa Inggris baku, karena untuk alasan kerahasiaan dan keakrabaan, seluruh penduduk kota lebih memilih menggunakan bahasa lokal yang telah bermutasi ini.

Seorang penduduk lokal yang bernama Charlie Wallach mengatakan kepada majalah Smithsonian Magazine di tahun 1984, "Jika bahasa ini terus dikembangkan, kita dapat mengucapkan "tweety-tweet-tweet", dan pembicaraan yang berdurasi 3 hari akan tersampaikan dalam sekejap."

*****

Dari tahun 1890 hingga tahun 1920, sekitar 1000an penduduk Boonville dapat berbahasa Boontling dengan sangat fasih, namun seiring waktu berjalan, dengan perkembangan infratruktur dan tehnologi yang menyebabkan perpindahan penduduk, bahasa Boontling pun akhirnya mulai terlupakan.

Beberapa bahasa masih digunakan sebagai merek toko atau produk, namun tidak lagi sebagai bahasa sehari-hari. Pada tahun 2013, hanya sisa 12 penduduk saja yang masih benar-benar menguasai bahasa daerah yang unik ini.

Jika saja fenomena bahasa ini masih terjadi sampai sekarang, entah apa nama yang tepat bagi virus corona. Apakah "masker?", atau  "sanitizer?" atau jangan-jangan "Trump" dari nama presiden terpilih Amerika Serikat di jaman Corona.

Sumber:

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun