Tidak ada huruf vokal dari ke-22 kata tersebut. Kata vokal dianggap sebagai suatu hal yang tidak dapat ditulis, karena kesuciaannya yang mewakili entiti Sang Pencipta. Sementara ke-22 konsonan dianggap mewakili entiti yang bersifat Mortal.
Huruf Ibrani dibaca dari kanan ke kiri yang merepresentasekan penciptaan, dimana kanan dianggap sebagai posisi Sang Pencipta, dan kiri dianggap sebagai posisi penciptaan. Tulisan dari kanan ke kiri, dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa segala sesuatu yang berbentuk di kehidupan ini berasal dari Sang Pencipta.
Kalimat Ibrani adalah kalimat yang sangat sulit dipahami, karena tidak memiliki vokal, tidak ada pembatasan yang jelas antara satu kata dengan kata berikutnya, dan tidak ada bentuk lampau, sekarang, dan masa depan (past, present, future tense).
Sekali lagi, desain ini berdasarkan kepercayaan bahwa huruf adalah hal yang sangat suci, sehingga tidak dapat dibuka kepada mereka yang tidak berkualifikasi.
Dari sinilah awal teori Numerologi berasal, terciptakanlah 3 jenis proses pengungkapan arti tersembunyi dari arti huruf, kata, dan kalimat yang dipergunakan dalam sistem Ibrani. Ketiga proses itu disebut dengan Proses GEMATRIA, TEMURAH, dan NOTARIQON.
PROSES GEMATRIA adalah proses pengungkapan arti tersembunyi melalui konversi huruf kata dan kalimat kedalam nilai numerik. Hasil penjumlahan ini kemudian membetuk sebuah kode kunci untuk kata tersebut.
Kata kata lainnya yang menggunakan kode kunci yang sama ini kemudian dapat digunakan sebagai substitusi untuk membuka arti tersembunyi dari kata yang bernilai sama (atau se-frekuensi).
Contoh kata dengan nilai (frekuensi) yang sama adalah:
CREATE = 3+9+5+1+2+5 = 25 = 7
EARTH = 5+1+9+2+8 =25 = 7
FORM = 6+6+9+4 = 25 = 7
Dalam hal ini Earth (bumi) bisa juga berarti Create (Cipta) dan Form (Bentuk).
PROSES TEMURAH adalah proses pengungkapan arti tersembunyi melalui penukaran huruf dalam kata kata, seperti "Lived" menjadi "Devil", "ART" menjadi "RAT", dan lain sebagainya.