Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Belajar Bahasa Isyarat, Siapa Tahu Suatu Waktu Dibutuhkan

31 Maret 2020   13:18 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:54 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bahasa Isyarat. Sumber: Talkactive.id

Penulis menceritakan pengalaman bertemu dengan salah satu pelanggan yang bernama H. Ramlah. Wanita sederhana, anggun, dan baik hati ini ternyata adalah pemilik Caf Mella, House of Donuts di jalan Sunu, kota Makassar, yang lebih dikenal dengan nama Donat Bisu.

Pada awalnya, penulis tidak menyadari keterbatasan beliau dalam berkomunikasi, hingga Bahasa Isyarat "dilempar" ke hadapan penulis. Gelagapan dan tidak mau mengecewakan, penulispun mencoba berpikir keras bagaimana mengucapkan "harga sudah murah" dengan Bahasa Isyarat.

Apa yang penulis lakukan? Gampang... "Menggesek-gesekan jempol dan telunjuk, jari telunjuk menunjuk ke arah bawah, dan jari jempol menandakan, OKE!!!

Oh ya, tidak lupa mulut komat kamit dengan perlahan, "H A R G A - M U R A H" Aman!!!, H. Ramlah tersenyum manis dan menganggukkan kepala.

Hasilnya... Oke... Transaski Deal... Omzetnya Besar... Syukur Alhamdulilah.

Sumber: ajibgaan.wordpress.com
Sumber: ajibgaan.wordpress.com

Usut punya usut, ternyata Ibu H. Ramlah ini adalah selebritis loh. Sejak mendirikan usahanya pada tahun 2010, entah sudah berapa kali awak media meliputi diri dan usahanya.

Uniknya, usaha ini dirintis bersama suaminya yang juga penyandang disabilitas, dan seluruh pegawai yang berjumlah 12 orang juga memiliki keterbatasan yang sama.

Bukannya sepi, cafe ini malah ramai dikunjungi pengunjung. Keterbatasan komunikasi dengan para tunarunggu dan tunawicara tidak menghambat para pelanggan untuk datang membeli.

Para karyawan juga tidak pernah merasa kesusahan dengan penggunaan Bahasa Isyarat kepada para pelanggan yang pada umumnya sudah memaklumi keterbatasan yang mereka miliki.

Lagipula jika sulit dipahami, apalagi gagal fokus, maka pulpen dan kertas menjadi solusi paling pas. Mudah kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun