Sebagai catatan, Angka 13/4 memiliki julukan sebagai Angka yang Paling Tidak Teratur (The Most Unstructure Number). Angka 14/5 berjulukan Angka yang Paling Impulsif (The Most Impulsive Number), dan Angka 16/7 mendapat gelar sebagai Angka yang Paling Aneh (The Most Peculiar Number).
Dalam artikel ini, kita akan berfokus kepada angka 19/1 yang merupakan salah satu dari empat Angka Hutang Karma.
Angka Hutang Karma 19/1 memiliki julukan sebagai Angka yang paling Egois (THE HIGHEST EGO NUMBER).
Angka 1 adalah angka pertama yang memulai segala sesuatunya, sementara angka 9 adalah angka terakhir yang mewakili pencapaian. Dengan demikian Angka 1-9 memilki cakupan terluas dalam deret angka tunggal dan melambangkan PENGUASAAN.
Angka 1 mewakili diri sendiri, dan angka 9 mewakili tingkat tertinggi, hal ini juga dapat berarti bahwa 19 memiliki makna diri sendiri dalam proses menuju puncak tertinggi, atau mewakili AMBISI.
Angka 1+9 = 10 = 1. Penjumlahan dari Angka 1 dan 9 menghasilkan angka 1. Dengan demikian maka pemahaman 19/1 dapat diartikan sebagai PENGUASAAN atau AMBISI yang kembali kepada DIRI SENDIRI.
Energi yang ditimbulkan oleh 19/1 ini dapat memberikan pengaruh kepada seseorang dalam bentuk:
Pemaksaan otoritas dari ambisi yang berlebihan.
Ke-Aku-an yang sangat besar yang hanya mementingkan diri sendiri.
Ambisi yang berlebihan yang cenderung mengarah kepada sikap egois.
Krisis jati diri atau kehilangan kepercayaan diri yang menyebabkan kesepian yang mendalam.
Bukanlah sebuah kebetulan jika Covid mendapat label 19, hanya karena diumumkan pada tahun 2019. Seperti yang saya katakan diatas, setiap angka yang muncul pasti memiliki makna yang telah melekat kepadanya.
Angka 19 yang juga bergelar The Highest Ego Number memberikan kita pelajaran bahwa kejadian pandemi ini sesungguhnya berasal dari ego manusia yang terlau besar, hanya mengejar ambisi untuk kepentingan diri sendiri.
Pada akhirnya Angka 19 yang sekali lagi bergelar The Highest Ego Number, hanya akan kembali kepada diri sendiri dalam bentuk kesepian yang mendalam. Menimbulkan krisis kepercayaan diri akibat kehilangan kepercayaan terhadap arti dari kemanusiaan.
Semoga Bukan Demikian Adanya...