Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Ramalan Masa Depan The Simpsons

22 Maret 2020   20:04 Diperbarui: 22 Maret 2020   20:12 5616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang kedua, banyak orang yang terilhami dengan ide liar dari para penulis, seperti pengakuan Rob Baur, seorang fans The Simpsons, bahwa dia menggabungkan akar tembakau dan batang tomat untuk menciptakan apa yang disebut dengan "Tomacco" setelah melihat serial The Simpsons pada Tahun 1999.

Yang ketiga adalah teori probabilitas. "Selama 30 tahun mengudara dengan lebih dari ratusan episode ditayangkan, membuat prediksi dengan 10% akurasi kejadian adalah hal yang biasa bagi siapa saja." Ungkap Al lebih lanjut.

Dalam artikel lainnya di Kompasiana yang berjudul "Aku Dapat Meramal Masa Depan" (https://www.kompasiana.com/komjenrg6756/5e18364b097f3642ac161ec2/aku-dapat-meramal-masa-depan), penulis menuliskan;

"Ramalan adalah sebuah proses yang menggunakan teori Probabilitas dan Analisa. Teori probabilitas memang memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena apa yang akan tersedia di masa depan, sesungguhnya telah ditentukan dari sekarang. Akurasi menjadi tinggi, karena setiap insan memiliki daya upaya pada saat sekarang."

Nah hal yang sama dengan apa yang kita temukan pada fenomena Ramalan The Simpson ini. Dengan begitu banyaknya sampel (episode), maka teori probabilitas lebih memungkinkan. Ramalan The Simpsons, bukanlah hal yang benar-benar luar biasa. Tidak masalah jika ingin disikapi sebagai sebuah hiburan, namun jangan sampai mengkultuskannya.

Sumber: 1 2 3 4

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun