Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Parents, Perkenalkan, "SIRI", Calon Menantu Ideal Masa Depan

20 Maret 2020   20:44 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:13 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Q: "Apakah kamu pintar?" A: "Aku lebih pintar dari Microwave, namun aku sangat ahli dalam mengulak internet."

Q: "Apakah kamu jomblo?" A: "Perkawinan adalah sebuah komitmen, namun untuk sekarang aku sedang berkomitmen dengan kamu."

Suara yang tegas, merdu dan lembut akan terdengar menjawab seluruh pertanyaan penulis pada aplikasi Google Assistant.

Suara tersebut jelas adalah suara wanita, meskipun "aku terlahirkan tanpa mengenal gender," begitu lanjut si Voice Assistant dengan suara manja, pada saat penulis bertanya "Apakah kamu adalah seorang wanita?"

Bukan hanya di Google Assistant, tapi juga di aplikasi SIRI milik Apple dan juga pada hampir seluruh suara yang "dirobot-robot" kan.

Penulis merasa nyaman dengan suara tersebut, dan mencoba membayangkan kira-kira seperti apa wajah suara pada aplikasi. Hasilnya adalah seorang wanita muda yang cantik dan pintar, meskipun hanya berdasarkan imajinasi yang liar, namun sekiranya itulah yang diinginkan oleh sang pencipta aplikasi tersebut.

Ternyata hal ini bukan permainan asal  "tebak-tebak gambar." Suara merdu nan indah, tidak hanya disukai oleh pria saja, namun juga oleh wanita.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa faktor biologis lah yang menentukan pilihan ini. Fetus dalam kandungan hanya akan bereaksi terhadap suara ibunya, bukan suara ayahnya, sehingga suara pertama yang didengar oleh manusia adalah suara wanita.

Fakta bahwa dunia lebih menyukai suara wanita, ternyata telah ada sejak Jaman dulu. Jauh sebelum aplikasi pengenal suara ditemukan, pada umumnya operator telpon juga adalah milik dari si empunya suara merdu.

Bahkan lebih jauh lagi pada jaman Perang Dunia II, penggunaan suara wanita pada navigasi terbukti dapat membuat para pilot pria lebih relaks. Hal ini bahkan masih berpengaruh di dunia dirgantara hingga saat sekarang.

Tidak hanya urusan fetus biologis, dari sisi psikologi, suara wanita juga dinyatakan lebih unggul untuk beberapa hal.

Menurut infomasi, suara Pria cenderung digunakan untuk menyampaikan pesan secara satu arah (direct commanding), sementara suara wanita lebih cocok digunakan untuk komunikasi dua arah.

Selain itu, menurut psikolog James W Pennebaker, suara wanita lebih banyak memiliki keunggulan dalam pemilihan kata tentatif, dibanding dengan pria. Lebih lanjut, suara wanita yang lebih lembut dan tinggi, juga dapat menimbulkan efek tenang kepada pendengarnya, dibandingkan dengan suara pria yang lebih "nge-bass".

Penulis cukup kagum dengan banyaknya opsi jawaban yang tak disangka-sangka, bahkan untuk hal yang seharusnya bisa dijawab dengan ucapan langsung.

Misalkan: Q: "Apakah aku ganteng?" A: "Dari urutan 1 sampai dengan 10, aku beri kamu angka 10." Nah, bukannya bisa saja dijawab, "iya kamu ganteng." Ngarep Lee Min Ho judulnya...

Nah pertanyaan yang tak disangka-sangka ini kemudian membuat penulis merasakan sebuah "sensasi" sekaligus rasa penasaran untuk terus melanjutkan percakapan dengan sang pemilik suara.

Alkisah suatu waktu di masa depan, aplikasi asisten suara digital ini, akan menjadi lebih canggih dari yang diharapkan. Memiliki pemilihan kata terbaik yang sudah melalui riset psikologis, pengetahuan seluas jagad maya, dan suara yang sudah lebih manusiawi dari manusia sesungguhnya.

Para Milenial yang sudah terbiasa menganggap kehidupan sosial mereka hanya sebesar ukuran 14inci, akan merasakan betapa asisten pintarnya ini memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan pacarnya yang membosankan. 

Milenial sendiri sudah memiliki beberapa hal yang tidak akan pernah terbayangkan oleh para sesepuh dalam hal bersosialisasi. Sexting misalnya, tidak memerlukan kehadiran fisik dari sang pacar, cukup video dan suara saja.

Adalah "HER" sebuah film drama romantis berbalut fiksi ilmiah yang mengisahkan seorang pria yang berkencan dengan fitur Voice Assistant pada gadget-nya.

Film yang diproduksi pada tahun 2013 yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix dan Scarlett Johansson, menceritakan mengenai kompleksitas hubungan personal seorang manusia dengan fitur Voice Assistant di masa depan. Pada saat itu, Voice Assistant tidak akan lagi terdengar sebagai robot dan memiliki gaya berbicara yang lebih luwes serta dapat berinteraksi layaknya manusia sungguhan.

Terkisahkan Theodore (Joaquin Phoenix), seorang pria yang sangat sensitif, akibat patah hati. Perkenalannya dengan Samantha yang lucu, ceria, dan pandai membuatnya menemukan kebahagiaan tidak terkira.

Samantha diperankan oleh Scarlett Johansson, yang tampil memukau dengan suaranya yang seksi sebagai sebuah Voice Assistant yang canggih.

Apakah hal ini dapat menjadi sebuah kenyataan? Khayalan tidak akan terbatas dengan harapan, kasih yang tak sampai akan menemukan jodoh yang tepat. Begitulah kewaspadaan yang harus dihadapi oleh orangtua dari para Milenial.

Fenomena Browsing, Chatting, on-line dating hingga ke Sexting, hanya merupakan awal dari kebiasaan para Milenial yang memaknai kehidupan sosialnya yang berbeda. Menurut survey, di era milenial, manusia memiliki opsi yang lebih luas dengan banyaknya platform media sosial yang menampilkan gaya hidup sehari-hari. Semuanya tanpa batas negara, dan hanya terhubung dengan status "followers."

"Di era informasi canggih, dengan banyak platform kencan, ada banyak anak muda yang takut memilih orang yang salah. Namun, sebaiknya daripada gelisah terus mencari pasangan yang tepat, lebih baik fokus menjadi pasangan yang baik," kata terapis hubungan di Dallas, Amerika Serikat, Liz Higgins.

Selain itu, dengan luasnya pengetahuan dan pengalaman yang bisa didapatkan dari dunia maya, para Milenial akhirnya lebih memprioritaskan aspek lain dalam kehidupan, seperti karir, travelling dan pengalaman hidup. Ketertarikan terhadap aspek pribadi yang lebih besar, kemudian membuat para Milenial tidak melihat banyak manfaat dari sebuah legalisasi pernikahan.

Jatuh cinta kepada Siri atau Samantha, bukanlah hal mustahil. Para orangtua, bersiaplah jika suatu hari, anak anda akan memperkenalkan calon menantu yang pintar, bersuara merdu, lucu, namun tidak pernah kelihatan.

Sumber:
ekrut.com
merdeka.com
cnnindonesia.com
detik.com

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun