Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merindukan Buku Anak PSP dan Harapan Akan Adanya Mesin Waktu

11 Maret 2020   13:44 Diperbarui: 11 Maret 2020   14:15 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita memegang handphone tahun 1928. Sumber; Idn Times

Tidak ada nama atau detail mengenai foto yang menyerupai Greta, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa anak tersebut "hanya kebetulan lewat." Hal ini kemudian menjadi obyek hangat dari para pencinta perjalanan waktu.

Foto Greta Thurnberg dari tahun 1898. Sumber: MSN News
Foto Greta Thurnberg dari tahun 1898. Sumber: MSN News

Daripada pusing dengan perjalanan waktu yang rumit, mari kita kembali kepada buku PSP. Kembali kepada perjalanan waktu 35 tahun yang lalu, penulis kemudian memutuskan bahwa buku bacaan PSP pertama adalah juga merupakan buku terakhir.

Sebabnya, ibu marah-marah karena dilaporin kakak, tidak bisa tidur karena telah terperangkap dalam semesta tanpa cahaya untuk waktu yang abadi.

Bagi kita yang hidup diwaktu sekarang, berapa banyak penyesalan yang telah muncul akibat keputusan yang salah dari masa lalu? Orang Makassar bilang "mau-mi dibilang apa?" mungkin itu adalah frasa yang sangat bagus untuk menghadapi kenyataan.

Toh kita masih bisa hidup dengan kesalahan dari masa lalu, tidak ada penyesalan sepanjang tidak mengkhwatirkan masa depan yang belum tentu terjadi. Hidup terjadi sekarang, dan sangat penting untuk menghargai setiap waktu yang kita lalui.

Lagipula, jika perjalanan waktu terjadi, maka tentunya variable-variabel kehidupan juga akan berubah. Penulis tidak berharap bangun keesokan pagi di rumah yang berbeda dengan rambut pirang dan wajah setampan Leonardo De Caprio.

Sumber;

IDNTimes, Detik, MSN

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun