Ucapan yang jujur adalah perkataan yang tidak menambah atau mengurangi sebuah informasi. Lawan dari Jujur adalah kebohongan atau tidak mengucapkan sesuatu dengan benar.
Memang susah untuk tidak berbohong. Dalam kehidupan nyata, kadang kebohongan dapat terjadi atas nama "kebaikan" atau "keterpaksaan" (baca artikel penulis lainnya https://www.kompasiana.com/komjenrg6756/5e43d04c097f36354f0082f2/berbohong-itu-mudah-bisa-dilakukan-atas-nama-kebaikan-dan-keterpaksaan)
Namun apapun alasannya, tindakan berbohong akan selalu menimbulkan konsekuensi. Faktor yang menentukan, apakah suatu perkataan dapat disebut dengan berbohong, adalah kehendak yang mendasarinya.
Ucapan yang Lembut.
Sesuatu hal yang diucapkan dengan lembut akan terdengar enak, dan menimbulkan perasaan yang nyaman. Sebaliknya, perkataan yang diucapkan dengan kasar akan berpotensi menimbulkan konflik.
Cara yang terbaik untuk tidak berkata kasar adalah mencegah berkata-ka jika sedang marah, karena pada saat marah, sumpah serapah biasanya akan keluar dengan sendirinya.
Bagaimana dengan seseorang yang sudah terbiasa berbicara dengan keras karena pengaruh lingkungan? Intinya adalah setiap perkataan yang diucapkan tidak selayaknya membuat perasaan orang lain tidak nyaman.
Ucapan yang menimbulkan Keharmonisan.
Ucapan Benar juga tidak seharusnya menimbulkan perpecahan atau pertikaian, atau dengan kata lain tidak melakukan fitnah atau mengadu domba.
Fitnah biasanya didasari oleh kebencian atau iri hati. Fitnah dapat menimbulkan kesengsaraan baik bagi orang lain, maupun bagi pelaku.
Kehilangan muka, kehilangan kepercayaan, kehilangan harga diri hanya segelintir dampak yang muncul akibat fitnah.