Wajar saja, menurut Menkominfo, sampai hari selasa (25/2/2020), sudah ada 127 hoax terkait virus Corona, salah satunya adalah warga Islam di China kebal Corona.
Belum ada penelitian atau artikel yang menuliskan mengenai imunitas orang atau ras tertentu yang kebal Corona, kecuali ex-pasien Corona, dan itupun belum 100% akurat.
Di tengah kepasrahan, ada sebuah teori yang menarik dari hasil ngopi dengan dr. Arief, yaitu Community Immunity. Penulis kemudian mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai istilah ini.
Konsep ini mengatakan bahwa "salah satu hal yang mencegah penyebaran epidemi adalah karena cukup banyak masyarakat yang sudah memiliki imunitas terhadap wabah tersebut."
Salah satu contoh adalah kejadian terjadinya outbreak penyakit campak pada tahun 2005 di Amerika Serikat (AS).
Sebenarnya pada tahun 2000, AS telah mengumumkan bebas Campak, karena proses imunisasi telah berjalan dengan sangat baik.
Namun kejadian outbreak terjadi setelah ada seorang anak yang berpergian ke Eropa tanpa terimunisasi dan kembali pulang membawa penyakit. Akibatnya banyak anak di AS yang belum tervaksinasi terkena wabah ini.
Konsep yang penting menurut Dr. Marc Lipsitch dari Harvard University, "Orang yang telah tervaksinasi (kebal) tidak saja melindungi dirinya sendiri, namun juga melindungi komunitas."
Dengan demikian, maka Efek domino dari penyebaran virus akan menjadi lebih kecil.
Teori konspirasi penulis dengan dr. Arief (bukan pernyataan resmi profesi), flu macam-macam jika ternyata telah menciptakan imunisasi bagi mantan penderitanya, bisa saja menjadi sebuah sistem Community Immunity yang bagus.
Sayangnya, tidak ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, tapi... siapa tahu... siapa tahu saja.