Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Silat Jadul yang Selalu Dirindukan, Haitzzz... Hitsss... Haiyaaa...

5 Februari 2020   19:47 Diperbarui: 5 Februari 2020   21:32 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampu diredupkan, tepuk tangan membahana, tanda pertunjukan sebentar lagi akan dimulai. Iklan iklan jadul yang mempromosikan minyak angin, baju kemeja, atau cologne selalu menjadi menu pembuka yang mendebarkan.

Terbayang bagaimana minyak angin dipromosikan dengan kalimat, "Minyak Angin Cap K...K, bisa juga digunakan sebagai minyak wangi."

Tidak mau kalah dengan sejawatnya, iklan cologne bermerek empat angka menyahut, "... Bisa membantu menyegarkan sakit kepala dan pusing pusing."

Jadi ingat kata kakek, pedagang sejati harus bisa menjual apa saja yang bisa dijual. Minyak angin aroma minyak wangi, dan minyak wangi rasa minyak angin.

Film jaman dulu masih menggunakan tehnologi pemutar pita seluloid, sehingga memerlukan jeda untuk menggantikan. Lima belas menit waktu diberikan oleh pengeras suara dari atas balkon. Waktu untuk buang hajat dan membeli camilan. Horeeeee...

Sambil mengunyah kacang goreng, Ayah dan Bunda bercengkrama dengan para sahabat. Menguping pembicaraan orangtua, ternyata tebak tebakan alur cerita menjadi artikel utama.

Jawabannya tidak terlalu sulit, dan tebakan pada umumnya tepat. Alur cerita film silat tidak pernah susah diterka. Kalau soal tebak tebakan, cerdas cermat di TVRI jauh lebih menegangkan.

Alur cerita bukanlah hal yang penting bagi penonton pada jamannya. Yang terutama adalah siapa pemain filmnya. Nama besar yang belum terlupakan; Ti Lung, Chen Kuan Thai, David Chiang, mungkin akan menimbulkan gelak tawa bagi pembaca yang sudah bercucu.

Penulis sempat berpikir, apakah mungkin persepsi hiburan masyarakat silam terhadap nonton film jadul sama dengan nonton konser pada saat ini?

Menonton konser...

Menurut anak penulis, nonton konser punya rasa tersendiri. Lagu yang dinyanyikan sudah tiap hari didengar, masih belum bosan saja. Bertemu langsung dengan artis pujaan diatas panggung, tentu punya sensasi berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun