Mata terpaku pada sebuah acara stasiun TV luar negeri, yang membahas mengenai eksistensi U.F.O (Unidentified Flying Objects). Pikiran membeku pada kejadian masa kecil, persisnya pada awal perkenalan saya dengan objek misterius ini.
Bulat bercahaya berbentuk piring yang dapat terbang, lengkap dengan penghuninya yang berbadan hijau dan bermata besar. Iya... tepatnya pada tahun 1983, diatas atap rumah.
Berdua bersama kakak, kami melihat keberadaan fenomena misterius tersebut di Majalah HAI (majalah remaja pada zamannya). Sejak saat itu, saya selalu tertarik dengan segala sesuatu yang berbau U.F.O.
Bukan karena saya adalah seorang astronom, atau pencinta mahluk luar angkasa. Namun kenyataan bahwa semesta tidak ada batasnya, selalu menggelitik nalar untuk berpikir.
"Adakah kehidupan diluar sana?"
Seberapa luas-kah semesta? Menurut informasi dari para astronom, perjalanan dari bumi ke tepian semesta dapat ditempuh dengan jarak 46,5 Milyar tahun cahaya. Cahaya bergerak dengan kecepatan 299,792,458 meter per detik. Jadi dalam 1 tahun, cahaya dapat menempuh 9.467.280.000.000 km.Â
Tinggal dikalikan dengan 46,5 Milyar, maka kita akan sampai ke ujung semesta yang teramati. (Ini belum termasuk yang belum teridentifikasi). Luas dari semesta ini-lah yang selalu menjadi pertanyaan,
"Adakah planet lain yang memiliki kehidupan selain Bumi?"
Kembali ke U.F.O.
Berita terbaru pertemuan manusia dengan mahluk luar angkasa yang dilangsir dari beberapa media terjadi sekitar dua tahun lalu, pada saat seorang pilot Angkatan Laut Amerika serikat hampir berubrukan dengan sebuah benda yang disinyalir sebagai U.F.O.
Momen tersebut sempat diabadikan dalam bentuk video, dan beredar viral di dunia maya. Konfirmasi resmi dari Angkatan Laut AS, melalui Joseph Gradisher, juru bicara resmi untuk Deputy Chief of Naval Operations for Information Warfare.
"Angkatan Laut menunjuk objek-objek yang terkandung dalam video tersebut sebagai fenomena udara yang tidak dikenal."
Kemunculan U.F.OÂ memang menjadi sebuah fenomena unik. Muncul tak diundang, berakhir dengan sanggahan, tiada bedanya dengan Jelangkung.
Insiden Roswell di New Mexico 1947. Saat itu militer AS secara sensasional mengumumkan kepada pers mengenai ditemukannya puing pesawat luar angkasa misterius. Sehari kemudian, berita tersebut dicabut, dan menggantikannya dengan balon udara milik Angkatan Laut.
Project Blue Book yang bertujuan untuk menyelidiki laporan U.F.OÂ di Amerika Serikat dengan pemikiran adanya potensi ancaman terhadap keamanan nasional yang berasal dari kekuatan asing dan luar angkasa.
Proyek ini seharusnya merupakan sebuah proyek rahasia, namun tidak lagi setelah diangkat menjadi sebuah miniseri televisi dengan judul yang sama.
Area 51 yang misterius, konon kabarnya menyimpan seluruh bukti keberadaan kunjungan mahluk terestial ke bumi. Sempat diangkat dalam beberapa cerita fiksi, namun keberadaannya adalah nyata adanya.
Berlokasi di bagian selatan negara bagian Nevada, Area 51 yang dimiliki oleh pemerintah Amerika Serikat, digunakan sebagai pusat pembangunan rahasia dan percobaan pesawat - pesawat tempur generasi baru.
Program AATIP (Advanced Aerospace Threat Identification Program), adalah sebuah program investigasi rahasia yang didanai oleh pemerintah AS untuk mepelajari U.F.O atau fenomena aneh yang berhubungan dengannya. Berakhir pada tahun 2012, program ini kemudian berubah menjadi sebuah korporasi swasta dengan tujuan yang sama.
Ancaman Mahluk Terestial?
Contoh diatas jelas mengisyaratkan bahwa pemerintah AS sangat serius terhadap ancaman mahluk luar angkasa, meskipun ada kesan malu-malu kucing diantaranya.
Dalam sebuah pernyataan resmi pemerintah AS, atas insiden pertemuan Kapal Induk USS Nimitz (2004) dengan sejumlah U.F.O di atas Samudra Pasifik, jelas "membahayakan keamanan nasional AS hingga level yang mengerikan."
Saya termasuk penggemar science fiction. Film seperti Independence Day, Men in Black, dan The War of the World, menceritakan mengenai bahaya laten dari mahluk luar angkasa. Semuanya Mengerikan.
Perlukah Indonesia mewaspadai fenomena ini?
Kata Kunci, U.F.O pada mesin pencari dunia maya; 1) Wikipedia Indonesia: Benda Terbang Aneh, 2) Nama sebuah toko yang baru saja terbakar, 3) Perusahaan berbasis Syariah. Hmm... Tidak terlalu populer.
Meskipun menurut informasi, di Indonesia ada juga penampakan U.F.O yang pernah terjadi sebanyak 19 kali, dan tidak pernah menjadi Viral.
Mengapa fenomena U.F.O ini kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia? Saya mencoba memberikan beberapa opini terkait apa yang saya ketahui sebagai orang Indonesia.
1. U.F.O dalam istilah Indonesia, lazim dikenal dengan nama Piring Terbang. Sepertinya nama ini kurang keren deh. Mengingatkan pertengkaran dengan istri beberapa tahun yang lalu, "piring terbang kemana mana." Ternyata figur istri lagi ngamuk memang lebih seram dari mahluk asing berwarna hijau.
2. Orang Indonesia adalah salah satu yang ter-narsis di dunia. Ada kecelakaan, Selfie... Ada Huru hara, Selfie... Ada Kuntilanak, Selfie... Nah melihat sifat dari mahluk luar angkasa yang muncul lenyap bagai aksi cepat penyulap, rasanya... bukanlah objek Selfie yang bagus. Lagipula, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah, jelas tidak suka dengan mahluk asing yang sombong.
3. Gunakanlah produk Dalam Negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi madani. Rasa nasionalisme yang besar dari Bangsa Indonesia adalah dengan  mengutamakan produk Indonesia.
U.F.O jelas merupakan produk Amerika. Dari seluruh cerita heboh mengenai fenomena misterius mengenai Alien, tidak ada satupun yang berasal dari negara lain, kecuali Amerika dan sekutunya. Jelas ini bukan produk Indonesia.
Nah sebagai orang Indonesia yang baik, maka sebaiknya cerita mengenai Pocong, Jelangkung, Genderuwo, dapat dijaga dengan baik, agar warisan budaya dapat tetap eksis. Setuju?
*****
Fenomena U.F.O ini memang menyenangkan, alias senang senang menjengkelkan. Gak mirip sama sekali ama si manis jembatan ancol yang selalu ingin dikenang.
Sebagai manusia berlogika, fenomena ini selalu menjadi tantangan dalam pikiran, antara teori konspirasi dan Kenyataan. Bagaimana seandainya jika mahluk seram dengan tehnologi Alien ini benar benar ada dan menyerang bumi? Apakah kita sudah siap menerima nasib menjadi bangsa yang diperbudak oleh kolonialisme luar angkasa?
Beberapa fakta yang tumpang tindih membuat logika susah untuk menerima keberadaan mahluk tersebut. Namun sebagai seorang yang memiliki imajinasi yang tinggi, keberadaan U.F.O masih tetap menarik perhatian.
Jadi mari kita berandai-andai...
Jika benar memang ada kunjungan tamu spesial dari luar angkasa...
Jika ternyata mereka adalah mahluk yang tepo seliro, maka marilah kita menunjukkan harkat martabat kita sebagai orang Indonesia yang sopan dan santun kepada spesies lain.
Namun...
Jika ternyata, mereka datang dengan niat untuk menjajah, maka sudah saatnya kita bersatu padu berjuang tanpa melihat perbedaan SUKU, AGAMA, dan RAS lagi demi satu eksistensi, yaitu KEMANUSIAAN.
Sumber;
SALAM ANGKA
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Pythagorean Numerologist
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H