Jika kita tersenyum dan memberikan kebahagiaan, maka dapat disebutkan bahwa kita telah menciptakan karma yang baik, dan jika kita menghina, maka dapat disebutkan bahwa kita telah menciptakan karma yang buruk. Jika kita menerima senyuman dan hati kita berbahagia, maka kita telah memanen buah karma yang baik, dan demikian pula sebaliknya.
Contoh yang saya berikan diatas, adalah konsep sebab akibat, yang sebenarnya juga merupakan konsep Hukum Karma. Dengan demikian, Karma jangan dianggap sebagai sesuatu hal yang mistis.
Sebagai manusia, tentunya kita ingin mendapatkan hal hal yang baik dalam kehidupan, dan hukumnya adalah kita harus memberikan hal hal yang baik juga kepada lingkungan kita. Apa yang ditanam, itulah yang dituai, Karma memberikan kesetaraan dari sebab dan akibat.
MEMBEDAKAN KARMA BAIK DAN BURUK.
Seringkali manusia mengeluh bahwa penderitaan yang dialami adalah akibat dari buah Karma buruk. Apakah konsep ini benar? Setiap saat kita menciptakan karma dan setiap saat juga kita menerima karma. Tidak seburuk seperti apa yang kita bayangkan, terlepas dari apa yang kita terima.
Sebagai contoh, jika kita bernafas, maka otak kita mendapat pasokan oksigen yang cukup. Itu adalah proses Karma, dan ini adalah Karma yang baik. Cobalah menahan nafas untuk beberapa saat, apa yang terjadi? Kita akan pusing dan gelagapan. Dalam hal ini kita telah menciptakan karma yang buruk dan rasa pusing akibat oksigen yang tidak tepasok adalah buah dari karma yang buruk.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk menciptakan Karma baik setiap saat. Bagaimana membedakan penciptaan Karma baik atau buruk? Semuanya berawal dari KEHENDAK. Kehendak kita menentukan, apakah Karma yang diciptakan adalah baik atau buruk. Jika kita sedang mengemudi di tengah malam, dan secara tidak sengaja, menabrak seekor kucing, hal ini tidak dapat digolongkan sebagai Karma Buruk, karena kita tidak memiliki Kehendak yang buruk.
Setiap orang pasti mempunyai nilai atas apa yang baik dan buruk. Jika kita melakukan sesuatu, maka perasaan kita atas Kehendak menjadi sangat penting. Ikutilah kata hati, untuk setiap saat mempunyi Kehendak yang baik.
KARMA ADALAH URUSAN PERSONAL.
Banyak yang tidak sadar, bahwa penerimaan Karma baik dan buruk, sebenarnya hanya berada pada level personal saja. Buah Karma tidak memberikan dampak kepada siapapun, kecuali diri kita. Hal ini disebabkan karena Karma sebenarnya hanya berbuah dalam bentuk perasaan, dan selanjutnya, reaksi kita adalah penciptaan Karma baru, dan menentukan akibat terhadap orang orang disekitar kita. Â
Kabar dipecat dari perusahaan, adalah buah Karma buruk, hanya sampai disitu saja, dan berlangsung hanya dalam beberapa detik. Reaksi selanjutnya adalah keputusan kita adalah Kehendak dan Kehendak bukan hasil buah karma, tapi penciptaan karma baru.