Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dari Jokowi, PDIP dan Mega: Yuk Belajar Siasat Kekuasaan

20 November 2023   17:53 Diperbarui: 20 November 2023   17:53 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui Usman Anwar yang adalah paman Gibran sendiri, merevisi keputusan itu. Belum 40 tahun bisa mencalonkan presiden jika sudah berpengalaman menjadi kepala daerah. Tentu sangat menguntungkan Gibran.  

Lantas mengapa semua itu dilakukan oleh Jokowi tanpa mendengarkan bagaimana etisnya berpolitik di era demokrasi ini, yang banyak orang menganggap dinasti politik mencidrai demokrasi? Dimana atas sikap itu banyak pendukung Jokowi yang kecewa?

Sisat Kekuasaan Jokowi

Sebenarnya tentang dinasti politik. Bukan barang baru di indonesia. Banyak praktik politik yang mengusung dinasti di negri ini. Contohnya mungkin, ada SBY dengan AHY di Partai Demokrat. Juga di PDIP sendiri, Megawati beserta keluarganya terkesan menguasai PDIP.

Dinasti politik bukanlah barang baru. Mungkin jika dinasti politik di jadikan komuditas persaingan politik itu tidak akan mempan khususnya di 2024. Sebab politik di indonesia juga melaksanakan praktek itu.

Akan tetapi seorang presiden di Indonesia pertama yang mencalonkan anaknya sebagai Cawapres ketika dia masih berkuasa hanya Jokowi.

Itu yang mungkin "katakanlah" fenomena politik yang masih langka di Indonesia. Mungkin setiap pemimpin di indonesia dengan kultur cenderung masih feodal menginginkan itu. Tetapi hanya Jokowi yang mampu melaksanakan itu.

Apakah Jokowi sendiri yang langsung memainkan perannya melalui anaknya untuk tetap mampu mengendali kekuasaan? Mengapa diakhir masa jabatannya, seakan memberikan panggung yang efektif bagi kedua putranya Gibran sebagai cawapres Prabowo dan Kaesang penguasa PSI?

Mungkin jika di analisa. Siasat kekuasaan kini dapat di kontrol memang harus mengajukan faktor keluarga terutama sekali anak. Tentu kekuasaan butuh keberlanjutan, setidaknya tawaran kekuasaan itu sangat menguntungkan.

Siapa yang tidak mau dihormati, ikut andil besar mengambil kebijakan, bahkan lebih dari itu dimuliakan oleh masyarakat.

Sebab bagaimanapun pengendali kekuasaan akan tetap menjadi magnet bagi siapapun yang berkepentingan dengan sebuah negara. Alangkah indahnya kekuasaan itu. Maka siasat diperlukan melanggengkan kekuasaan termasuk menjadikan anak sebagai cawapres ketika masih menjabat sebagai presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun