Maka segundang pertanyaan itu antara media social dan informasinya, yang mana telah menjadi keresahan baru bagi saya, apakah derasnya informasi lewat social media itu hanya menjadi racun informasi bagi pemikiran akan kehidupan kita saat ini?
Atau dengan indikasi adanya pembodohan atau pendidikan bermanfaat sekalipun untuk public yang digaungkan orang-orang bermedia. Kita yang secara tidak langsung di influens oleh penggerak-penggerak opini itu, yang mana pada nyatanya media social tak ada filterisasi, mungkinkah kita harus beranjak dari social media? Â Â
Diserupsi TeknologiÂ
Sosial media dan produk turunannya kini tengah menjadi realita kehidupan kita yang semakin menuju keterasingan meminggirkan kesan sebagai manusia. Tentu dimana komunikasi dengan kecanggihan teknologi merupakan buah dari migrasi komunikasi manual manusia yang sebelumnya sempit kemudian di luaskan dengan peran teknologi membuat kegagapan kita melesat jauh berekspresi akan hal itu.
Semua menjadi bagaian dari terus berubahnya peradaban kita. Transformasi bagaimana cara manusia berkomunikasi. Sebaliknya saya tak menyalakan itu, dampaknya bagi saya justru baik untuk umat manusia perihal efektivitas dan produktivitas komunikasi.
Akan tetapi yang baik selalu ada harga yang buruk. Sama ada semacam produk turunan yang tak bisa dipisahkan. Artinya apa-apa harus dibayar dengan sejumlah fasilitas yang di dapat. Ada yang baru muncul dan ada yang lama terbuang dan punah dalam kehidupan ini. Begitu juga dampak dari kemajuan tekonologi kita melakukan transformasi komunikasi.
Saya ingat bagaimana jaringan seluler melibas habis jaringan kabel telpon yang kini sudah tak tersisa di jalan-jalan bahkan di dalam perumahan. Sejalan dengan itu tranformasi teknologi seluler adanya jaringan GSM atau 2G telah mampu menopang mobilitas komunikasi yang dibutuhkan dimanapun, selagi sinyal itu tersedia memungkinkan dunia berkomunikasi ada di dalam genggaman manusia.
2G atau EDGE, yang mana melalui tranformasi teknologi itu komunikasi data internet menemui titik terang dapat di akses lewat Handphone kita. Tidak cukup dengan itu, sinyal jaringan 3G dengan kecepatan datanya, dimana lewat jaringan 3G media social seperti facebook tumbuh, komunikasi yang tadinya suara mampu bertransformasi menjadi video lewat jaringan 3G.
Semua itu mendiserupsi cara komunikasi lama manusia yang semakin canggih. Terjadi migrasi besar-besaran komunikasi lewat berbagai platform social media seperti facebook dan twiter berkat jaringan 3G tersebut.
Lalu, apakah yang terjadi dengan adanya jaringan 4G dan seterusnya nanti? Jaringan 4G yang memungkinkan kecepatan datanya lebih cepat juga telah menambah fiture-fiture baru pada cara berkomunikasi kita. Facebook lewat kecepatan data dan dukungan jaringan internet yang cepat merambah pada market place dan lain sebaginya memungkinkan semua jenis akomodasi berbasis komunikasi dapat dilakukan di media social itu.
Aplikasi-aplikasi seperti Gojek, Tokopedia serta aplikasi-aplikasi mendukung produktivitas kerja berbagai perusahaan juga tumbuh di era 4G ini dengan percepatan tranformasi digital. Artinya 4G sendiri memigrasikan efektivitas dan produktivitas kerja dari konvensional menuju digital yang tak jarang juga terjadi efisensi tenaga kerja terkait hal itu.