Bupati Meranti Muhammad Adil yang kecewa terhadap kementrian keuangan masalah uang atau duit pembagian minyak yang dinilai tak adil. Berbagai diksi yang melatarbelakanginya. Sampai ada kata terlontar pegawai kemenku itu iblis atau setan. Tak kalah sensasional Adil menambahkan. Apakah rakyat Meranti harus pegang Senjata dan gabung Malaysia?
Tentang duduk perkara geger-geger pembagian uang Bupati Meranti dengan Kemenku yang tayang di akun Youtube Diskominfotik Provinsi Riau, Minggu (11/12). Masalah pangkalnya memang tidak jauh-jauh dari pembagian uang.
Bupati Meranti kesal dan merasa tidak mendapat kejelasan terkait DBH yang mestinya diterima Pemkab Meranti, Riau. Yang tak tau apa itu DBH. Pengertian DBH itu dana bagi hasil.
Setiap daerah jika mereka kaya migas atau bahan-bahan tambang lainnya. Mereka dapat SDH dari hasilnya tersebut. Ya seperti Kabupaten Meranti ini
Awal Masalah
Ceritanya Kabupaten Meranti di Provinsi Riau itu kaya akan migas. Namun ada ketidakpuasan dari Bupati Meranti M Adil. Ia menilai Meranti layak mendapat DBH dengan hitungan US$ 100 per barel dari Kemenku soal minyak merek.
Namun kenyataannya 2022 ini DBH yang diterima hanya Rp114 miliar dengan hitungan yang dihitung-hitung dan terus dihitung hanya bernilai US$60/barel.
Oleh karena itu M Adil mendesak Kemenkeu agar DBH yang diterima menggunakan hitungan US$100 per barel pada 2023 mendatang.
Tetapi karena dirinya kadung kesal. Tidak menemukan jawaban yang kompeten dari pihak Kemenku terkait ide pembagian uang minyak itu. M Adil melotarkan kata-kata imbas ketidakpuasannya.
Menurutnya daerah Kabupaten Meranti itu miskin. Adil mempertanyakan uang minyak itu dibawa kemana. Ia bergeming seharusnya daerahnya yang menjadi prioritas hasil dari minyaknya itu.
Adil juga kembali mempertanyakan, bagaimana bisa pendapatan dari tambang minyak di Meranti bertambah, tetapi uang yang mereka peroleh justru berkurang?
Sebab itu kata Adil; Â "kalau bapak tak mau ngurus kami, pusat tidak mau mengurus Meranti kasihkan kami ke negeri sebelah". Sebelah Indonesia tak lain dan tak bukan adalah Malaysia.
Adil sendiri bahkan sempat melontarkan pernyataan; "apakah perlu rakyat Meranti angkat senjata untuk menyelesaikan hal ini (masalah uang minyak) yang intinya harus diselsaikan dengan Kemenku yang dibelakangnya ada negara?
Lagi-Lagi Duit
Ya tidak di pemerintahan negara, tidak pula di kebutuhan rumah tangga. Uang memang menjadi hal yang diperebutkan, diperbincangkan, bahkan diperkarakan jika tidak dibagi secara adil.
Kasus M Adil Bupat Meranti dan Kemenku. Saya tidak tahu siapa yang salah seperti lagu yang viral di IG dan Tiktok "entah siapa yang salah, ku tak tau".
Tapi imbas masalah duit ini sedang ramai di perbincangkan. Bahkan dapat reaksi pula dari staff kusus Mentri Keungan Sri Mulyani Yustinus Pratowo yang menginginkan duduk bareng imbas lontaran kemenku iblis atau setan bersama Bupati Meranti.
Yustinus juga menilai Kemenku Iblis atau setan merupakan kalimat yang tidak tepat di gunakan. Menurutnya kalimat ucapan M Adil itu melukai semua pegawai di Kemenku.
Kembali lagi. Setiap masalah duduk bersama untuk menyelsaikan masalah itu memang harus dilakukan pihak Kemenku dan Bupati Meranti M adil supaya jelas dan "clear" itu masalah duit.
Saya sendiri memang mendukung Bupati Meranti terkait keadilan DBH jika hal itu semata untuk keadilan bagi rakyatnya. Yang mana uang hasil lebih dari DBH Kabupaten Merantai untuk mensejahterakan rakyat, yang katanya masih miskin untuk pembangunan infrastructure publik atau apapun lah itu.
Tetapi jika sebaliknya. Uang itu tidak digunakan semsestinya malah untuk kepentingan pribadi memperkaya diri maupun klompoknya. Pasti akan percuma juga di kejar-kejar itu uang. Toh rakyat sendiri saat ini pintar-pintar.
Jika tak ada pembangunan apapun untuk kesejahteraan di era kepemimpinan Bupati Merantai M Adil ini. Berarti rakyat hanya dijadikan tameng untuk kepentingan uang. Ada kemungkinan uang "bisa jadi ada uang ada setan atau kesetanan". Artinya "masalah" uang baik yang kurang atau penginnya lebih mulu selalu jadi setan nambah masalah perkara uang.
Kalau sebaliknya uang itu dikembalikan untuk rakyat Kabupaten Merantai dan jaminan mereka tambah sejahtera. Saya salut berarti M adil memang akan selalu adil untuk rakyatnya. Patut di dukung untuk keadilan di Kabupaten Meranti.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H