Sepak bola tak ada kata "seandainya". Siapa yang kalah akan tetap kalah. Berkaca pada pertandingan Portugal dan Maroko. Sepak bola adalah keputusan itu menjadi kepastian.
Bagi sebagain kecil fans Ronaldo mungkin berpikir demikian; "Seandinya Ronaldo masuk dari awal laga mungkin hasilnya bisa berbeda. Tak kalah dari Maroko 1-0".
Saya pastikan berilusi boleh saja. Portugal tidak hanya Ronaldo meski ia merupakan mega bintang dan asset sepak bola Portugal paling fenomenal di seluruh dunia.
Bagi penikmat bola, siapakah yang tidak kenal dengan Cristiano Ronaldo. Saya kira semua akan mengenalinya. Bahkan yang tak suka sepak bola pun, sebagain pasti ada yang mengenal.
Ronaldo juga menjadi bintang iklan Brand-brand terkenal di dunia. Memungkinkan Ronaldo juga dikenal di luar lapangan sepak bola oleh sebagian besar masyarakat dunia.
Namun dengan kekuatan Maroko yang memang layak menang. Setidaknya itu penafsiran dari saya dalam memandang permaianan Portugal vs Maroko.
Apakah Ronaldo dapat menjadi jaminan? Dikala squad muda masa depan Portugal sebelumnya menang lawan Swis 6-1 tumbang juga oleh Maroko?
Ronaldo tak Special Lagi
Ibarat martabak. Harus diakui Ronaldo dalam bermaian sepak bola sudah tak lagi special pakai telor. Setidaknya di level klubnya Manchester united (MU).
Ia sendiri sudah tidak lagi menjadi pilihan utama. Artinya menjelang masa pensiun sebagai pemain sepak bola yang semakin tua. Ronaldo harus diakui kebintangannya mulai redup.