Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bencana Alam, Akal, dan Konsekuensi Manusia

4 Oktober 2022   18:57 Diperbarui: 4 Oktober 2022   19:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lain factor dari pengetahuan atau "sains" yang berkembang. Juga merupakan salah satu upaya memprediksikan setiap kejadian itu. Baik yang berkaitan dengan manusia, alam dan juga factor-faktor yang dapat terjakau bagi nalar manusia.

Sebagaimana tanaman yang ditanam petani akan gagal atau berhasil dalam panenannya. Semua bergantung dengan berbagai formulasi, baik sains dan pengetahuan-pengetahuan lainnya untuk mencapai keberhasilan menanam.

"Tanaman padi akan berhasil panenannya jika ditanam pada musim penghujan. Disisi lain hama tanaman yang memang bagian dari makluk alam yang setiap tahun keberadaannya pasti ada. Dengan berbagi temuan dari pengtahuan. Obat-obatan pertanian dapat meredam laju hama yang merugikan. Artinya semua dapat di cegah  bentuk dari proyeksi-proyeksi meminimalisir titik kerugiaannya".    

Begitu juga dengan fenomena baik banjir, tanah longsor dan lain sebagainya meski ada bencana alam lain seperti tsunami, gempa bumi dan gunung meletus yang tidak dapat diprediksi kapan terjadi.

Tetapi kepastian tentang adanya aktivitas geologi atau tanah yang pasti menyebabkan gempa bumi. Juga aktivitas vulknisme pada gunung-gunung berapi, yang mana itu semua juga merupakan entitas alam yang hidup. Suatu saat tetap akan terjadi aktivitasnya yang membuat adanya fenomena alam bahkan bencana dari alam baik gempa bumi maupun gunung berapi yang meletus.

Mungkinkah dengan kepastian yang dibuat dari alam sendiri untuk manusia dan makluk hidup lainnya. Bencana alam sendiri yang melekat pada fenomena alam itu merupakan sebuah tafsir dari cobaan untuk manusia. Apakah artinya siapa pun harus berpasrah pada itu?

Tentu tidak, sehubungan dengan hubungan horizontalnya alam dan manusia. Yang artinya hidup bersama alam. Manusia juga harus memahami berbagai fenomena dari kepastian akvititas yang terjadi pada alam itu sendiri.

Selain itu factor-faktor bagaimana manusia memilih pilihan yang menimbulkan berbagai konsekwensi sendiri seperti eksploitasi alam yang keterlaluan.

Itu semua dapat menambah aktivitas alam sendiri yang kurang bersahabat seperti bencana banjir dan tanah longsor yang sebenarnya bisa dihindari dengan sadar lingkungan oleh manusia. Seperti tidak menebang pohon sembarangan dan membuat drainase yang cukup untuk mengalirkan air hujan penyebab banjir.

Maka dengan fenomena alam lain yang disebut sebagai bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Itu merupakan fenomena alam yang dapat terjadi kapan pun.

Artinya jika manusia mempersiapkan mitigasi kebencanaan, sadar akan fenomena alam yang pasti kapan pun dapat terjadi. Langkah preventive mempersiapkan berbagai kemungkinan fenomena alam yang dapat menjadi bencana dapat diperkecil dampaknya pada manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun