Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Uang dan Gambaran Kemanusiaan Kita

2 September 2022   21:01 Diperbarui: 2 September 2022   21:04 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman yang paling kapitalis ini. Gambaran akan kemanusiaan selalu diukur dengan uang. Tidak peduli setiap lini akan digerakan, uang menjadi dasar utama gerakan itu secara mutlak.

Lantas, seperti apakah uang menggambarkan kemanusiaan kini di abad ke-21? Mungkinkah bayangan kemanusiaan akan selalu diukur dengan keuangan sebagai dasar dari adanya kemanusiaan?

Tidak dapat ditampik memang uang saat ini dijaman paling kapitalis. Merombak bangunan kehidupan manusia. Entah dari sisi manapun termasuk sisi-sisi yang dipersepsikan kemanusiaan. Hampir, apa yang berkaitan dengan manusia semuanya digerakan dengan uang meski itu secara tidak langsung. Tetapi dampak akan uang abad ke-21 sangat terasa sekali itu sesuatu yang tidak dapat dikesampingkan.

"Suka tidak suka. Uang itu secara pasti merupakan bentuk kompromi baru. Penyangga masalah sekaligus nilai itu sendiri sebagai bagian dari norma kepatutan. Keajaiban uang mampu mempermudah itu. Sebab kepercayaan manusia terhadap uang, suatu bentuk realism ditengah-tengah masyarakat paling kapitalis ini".

Maka antara uang yang melekat dengan manusia dan kemanusiaan. Mungkinkah kemanusiaan telah bergeser menjadi sesuatu yang baru di abad ke-21 ini? Artinya ada pergeseran definisi akan kemanusiaan itu sendiri sebagai sebuah gambaran baru kehidupan yang telah berlangsung?

Yang jelas kemanusiaan selalu berdasar pada setiap kompromi sesama manusia. Jika satu sama lain menyadari setiap bentuk perbedaan. Penyatuan sebuah misi di dalam masyarakat.

Serta saling guyub dan rukun saling bahu-membahu menyelsaikan berbagai masalah kehidupan itu secara bersama-sama juga disebut bagian dari kemanusiaan. Itu normatifnya definisi kemanusiaan.

Tetapi saat ini untuk menggerakan bentuk kompromi. Penyatuan misi dan saling bahu-membahu dalam kehidupan. Apakah butuh sesuatu yang harus dipertukarkan seperti uang itu sendiri sebagaimana menjadi representasi bentuk kita menghargai kemanusiaan itu?

Masa Lalu dan Sekarang

Kembali pada decade tahun 1980-1990an. Bagaimana ketika memandang hiruk-pikuk kemasyarakatan. Saya tidak sedang berbicara hiruk-pikuk kota. Atau saya juga tidak akan membicarakan bagaimana budaya orang kota itu bergeser. Bukan "kota" itu sesuatu yang anomaly dipelajari, tentu bukan.

Tetapi sebagai daya ukur kemanusiaan. Bentuk-bentuk masyarakat kota yang cenderung individualitsis dan majemuk. Menjadi sulit ketika kita akan melihat bagaiamana masyarakat kota menjadi daya ukur yang akurat menggambarkan bagaimana realitas social kita di masa lalu, saat ini, dan nanti.

Sebab masyarakat desa sendiri diasosiasikan tak seperti masyarakat kota. Masyarakat desa dilihat selalu mengakomodasi sisi primordial, sisi keguyuban, dan kegotong-royongan yang sudah mentradisi sesama masyarakatnya.

Yang artinya ada penyelsaian masalah bersama bagi masyarakat desa. Secara sadar mampu hidup mengakomodasi kelompok masyarakatnya, yang cenderung serupa tradisinya dengan ciri memanusiakan "manusia" dalam kemanusiaan. 

Namun dengan itu, apakah budaya kemanusiaan bahkan di desa sendiri seperti gotong-royong, keguyuban, dan adanya upaya bersama menyelsaikan masalah itu masih berjalan sebagaimana masa lalu dan saat ini tidak bergeser?

Jelas pergeseran bentuk-bentuk kemanusiaan di dalam masyarakat desa sendiri telah berbeda. Yang mana saat ini dengan ekonomi kapitalis di abad ke-21. Mencorok mengubah bentuk kemanusiaan itu di dalam masayrakat desa. Semua itu sesuatu yang tidak dapat disangkal keberadaanya.

Kita dapat lihat bagaimana masa lalu yang masih terjalin budaya "kesambat". Artinya memberikan bantuan kemanusiaan melaui tenaga mereka yang ada di dalam masyarakat tertentu.

Umumnya kesambat sendiri, kata ini dugunakan untuk membantu membongkar rumah atau mendirikan rumah jaman dahulu. Mungkin bahasa kesambat sendiri masih populer di tahun 1980-1990 --an dan dipakai sebagai bagian yang tak terukur dengan nilai keuangan melainkan hanya tenaga atas dasar bantuan kemanusiaan.

Namun pergeseran sosio-ekonomi kini. Bukankah sekarang sangat jarang dijumpai istilah kesambat itu di millennium  ketiga ini abad ke-21? Meskipun ada istilah "sambat" kini, bukankah secara kemanusiaan yang telah berubah kapitalistik mengubah paradigma atas pandangan "sambat" tersebut?

Akar Kehidupan Berganti

Berubahnya pandangan masyarakat serta kebutuhan akan material yang mengikat diera kapitalistik. Dimana saat ini banyak berpandangan bahwa waktu, apa lagi tenaga harus diukur dengan uang di dalam pergerakan aktivisme masyarakat.

Perlu dan harus diakui. Kita sendiri cenderung mengikari budaya kesambat itu sebagai bagian dari urun tenaga saja. Adanya pandangan akan berharganya waktu dan tenaga bagi pandangan masyarakat kita.

Tentang hal tersebut pasti ada norma kepatutan dalam nalar kita bahwa; sesuatu yang mengeluarkan waktu dan tenaga baik bantuan dan sebagainya. Harus ada nilai tukur secara patut yakni sesuatu yang bernilai seperti uang sebagai ganti kepatutan tersebut di era kapitalistik ini.

Entah realistis atau tidak. Seperti itulah yang ada kini di dalam masyarakat kita. Mereka dan kita juga enggan membuang-buang waktu tanpa produktivias akan hasil yang efektif. Sebab hidup segalanya butuh uang termasuk biaya dasar kehidupan kita antara sandang, pangan, dan papan.

Tidak hanya hal tersebut. Bagaimana wujud dari kemanusiaan akan kesembat sendiri yang bergeser dengan ikatan saling menerima manfaat satu sama lainnya. Saat ini tradisi kesambat dalam membangun rumah atau membongkar rumah di desa cenderung hilang.

Apakah ada hal yang lain dari kesambat itu juga banyak berubah? Bagaimana hal yang berubah itu juga merupakan dasar-dasar dari kemanusiaan di era sebelumnya yang kini mulai bertrasformasi ukurannya adalah uang?

Di desa sendiri kini budaya kemanusiaan seperti gotong royong yang mulai di komersialiasi tanpa ada bekas kesambat, yang artinya semua murni professional itu sudah dilakukan dalam membangun atau membongkar rumah di desa.

Selain itu budaya sumbang-menyumbang kalau seseorang punya hajat saat ini. Tidak seperti dulu yang artinya tanpa di undang jika mereka kenal. Akan datang menyumbang tanpa komando atau undangan berdaasar kerelaan.

Tetapi saat ini, tanpa ada undangan. Dan undangan itu harus berbentuk pangan seperti mie Instan, roti atau nasi misalnya. Ada keengganan datang ke hajatan berbeda seperti dulu itu terjadi di desa.

Memang di dalam masyarakat kapitalistik ini. Disamping nyumbang juga harus dengan uang. Sedangkan mencari uang sendiri tidak lah mudah. Berdasar kerelaan sendiri jika ada hajatan di desa mesti datang.

Kenyataannya memang akan bangkrut sendiri tanpa adanya imbal balik yang didapatkan. Bayangkan di desa hajatan, kematian, lahiran bayi, membangun rumah, sudah pasti unsur kemanusiaan masih ada. Artinya budaya sumbang menyumbang itu dilakukan.

Namun ketika diri tidak mengukur dengan uang yang ada sudah pasti. Kemanusiaan yang harus didasari dengan uang itu jelas akan memberatkan. Sebab di era kapitalistik, setiap bentuk kemanusiaan yang sudah mentradisi di desa sekalipun berdasar pada kekuatan uang.

"Inilah menjadi akhir dari catatan di era kapitalistik ini. Ketika kita ingin menjadi dermawan, ingin menjadi bijak, dan ingin keberadaaanya berarti untuk kemanusiaan bagi masyarakat sekitar. Tidak lebih gambaran awalannya adalah dengan uang sebagai modal kepedulian itu".

Namun inilah dilematisnya pergolakan antara kepedualian social yang juga memerlukan uang. Disisi lain mengembangkan pribadi dan keluarga sendiri juga harus dengan uang. Untuk hal-hal esensial tersebut di era kapitalistik ini yang semakin manusia berpikir dirinya sendiri terlebih dahulu dan keluarganya.

Kepedulian yang harus dilakukan dengan uang juga bagi masyarakat itulah yang mungkin akan terpinggirkan di era kapitalistik ini. Akan tetapi jaman memang bergeser kesana.

Diri sendiri lebih penting diselamatakan dari pada atas nama tradisi peduli dengan orang lain tetapi diri sendiri kekurangan. Di era kapitalistik itu sesuatu yang tidak akan dilakukan. Artinya diri sendiri lebih penting dari orang lain, faktanya demikain.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun