Bagi saya sebagai orang awam, apa sebenarnya motif yang melatarbelakangi pembunuhan Brigadir J? FS alias Irejen Ferdy Sambo sudah jendral bintang dua, punya posisi kuat. Kenapa bisa kalap dalangi pembunuhan Brigadir J yang merupakan anak buahnya sendiri?
Teka-teki dari drama pembunuhan Brigadir J, memang sudah pada pencerahan detik-detik menuju akhir dengan di tetapkannya FS sebagai tersangka pada Selasa (9/8) atas kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Sebelumnya saya turut berduka cita atas berpulunganya Brigadir J. Semoga dapat diterima di sisi Tuhan yang Maha Kuasa dan keluarga mampu mengikhlaskan berpulangnya Brigadir J alias Brigadir Yosua Hutabarat.
Tetapi sejauh ini dengan "kok bisa FS seorang jendral bintang dua, punya posisi kuat di polri, dan karirnya bagus masih terbilang muda" kalap dan menjadi tersangka pembunuhan berencana?Â
Nahasnya yang di bunuh itu adalah anak buahnya sendiri dan itu terjadi di rumah dinasnya sendiri. Apakah memang itu spontanitas emosi sesat FS sehingga kalap? Atau memang memang ada motif lain yang lebih kuat dalam kasus pembunuhan Brigadir J ini?
Sudah seharunya Tim kusus polisi juga mendalami motif, bagaimana kejahatan tersebut dapat terjadi. Walau akhirnya institusi polri sendiri yang akan terkena dampak lebih besar setidaknya itu menurut para pengamat kasus Brigadi J, masyarakat, dan public.
Integritas polri dalam kasus Brigadir J jelas akan menjadi sorotan. Sebab pengakuan Bharada E yang jauh dari dugaan awal yang di layangkan ke public. Berbeda dengan temuan-temuan penyelidikan membuat menurunnya kepercayaan public pada kepolisian.
Sebelumnya polisi mengatakan terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Akan tetapi pengakuan Bharada E, ia menembak karena ada pernitah dari atasannya.
Maka dari itu harga mati polisi harus mengungkap kasus Brigadir J sampai akar membentuk dan memperbaikai citra polisi itu sendiri. Â Pembongkaran kasus Brigadir J merupakan bukti integritas dan kejujuran polisi yang dipertaruhkan ke public.
Pengamat Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto juga mengatakan, jikalau kasus Brigadir J tidak diselsaikan, aka nada asumsi public "jangan-jangan ada yang melindungi kelompok jahat ini".