Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Paham Literasi Finansial Itu Hidup dan Mati Kita

23 Juli 2022   11:58 Diperbarui: 24 Juli 2022   17:50 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah 50% inflasi jika dihitung fakta ekonomi gaji saya saat ini nominal 2,2 juta mundur kebelakang 2012 jika dipotong inflasi, gaji saya sebenarnya setengah dari total nominal gaji sama nilainya 1 juta rupiah di tahun 2012 lalu?

Dengan itu, bukankah gaji tahunan kita itu sebenarnya turun walaupun angka sendiri menunjukan naik dihadapan nominal tetapi tidak dinilai daya beli terhadap kebutuhan?

Itulah mengapa gaji yang justru nilainya semakin turun jelas akan terus memberikan tantangan ekonomi bagi hidup kita, khususnya kalangan pekerja medioker seperti kita.

Namun secara tidak langsung masalah ekonomi itu juga pasti dirasakan di semua kelas, akan tetapi yang paling terdampak ya medioker ini.

Maka dari itu pentingnya melek pada literasi keuangan sangat penting di era tantangan zaman semakin sulit dalam ekonomi seperti saat ini.

Seperti diketahui harga properti saja yang banyak diketahui menurut berbagai sumber naiknya dapat mencapai titik 20% per tahun, itu menjadi warning kita bahwa hidup bukan semakin sulit tetapi nyaris kebutuhan dasar seperti hunian bisa dikatakan tidak dapat terkejar.

Dengan hasil gaji yang semakin sedikit jika dihadapkan nilai tukar dihitung per tahun, inflasi dan masalah ekonomi lain. Investasi merupakan jalan terbaik untuk dapat terus kompetitif berhubungan dengan naiknya perekonomian jaman untuk dapat beradaptasi.

Sadarilah tidak relevan lagi generasi saat ini menghambur-hamburkan uang untuk kebutuhan yang tidak penting seperti kebutuhan untuk memenuhi ego diri seperti pemenuhan gaya hidup, pesta, dan traktir mentraktir lingkaran pertemanan terkecuali kita lebih secara ekonomi "istilahnya kelebihan uang dan tidak butuh uang".

Tetapi jika kita sendiri menyadari bahwa kualitas hidup kita dibawah standar dengan gaji saat ini dan berhitung masih kurang uang untuk akomodasi hidup kedepan, saya yakin jika gaya hidup di kedepankan tidak ada investasi atau tabungan di masa depan, sudah jika saat ini kita hidup dari gaji ke gaji tanpa tabungan atau investasi.

Mati kita di masa depan yang artinya pasti akan "mati" hidup hanya dapat bergantung pada orang lain, itu pun belum tentu orang lain dapat membantu. Dapat juga di masa depan kita dari kebanyakan manusia itu sudah sama-sama hidup susah dan tidak bisa saling membantu satu sama lain, pikirkanlah hal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun