Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gaya Hidup dan Narasi Manusia Unggul

19 Juli 2022   07:33 Diperbarui: 20 Juli 2022   18:27 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan pengetahuan seperti menjadi kompas yang didalamnya, yang terbentuk sebagai suatu kesadaran baru bagi manusia. Memang dalam mendengarkan orang lain, manusia hanya butuh kesadaran dalam mendengarkan.

Tentu disini bukan manusia satu menuruti manusia lainnya, tetapi menjadikan pandangan orang lain sebagai bentuk kesadaran yang lain dari dirinya juga "patut" untuk diperhitungkan keberadaannya.

Adakalanya dibalik orang lain adalah neraka yang "Jean Paul Satre" kumandangkan sebagai titik kebijaksanaannya dalam filsafat hidupnya, tidak dapat disemaatkan pada orang-orang yang telah mencapai kesadaran.

Manusia memang butuh orang lain sebagai cermin, dimana sudah tepatkan tindakan yang harus kita "manusia " lakukan? Inilah mengapa orang lain memang harus didengarkan setidaknya untuk menjadi tanda bahwa; "kita tidak akan terlalu jauh bertindak ceroboh dalam menentukan pilihan, karena memilih pilihan sama halnya; kita akan dihadapkan pada kebahagiaan dan penderitaan kita sebagai manusia."

Menjadi manusia berarti dia berkuasa atas dirinya sendiri, namun tentang kuasa-kuasa yang akan mereka implementasikan dalam memandang hidup itu sendiri, apakah pengalaman sebuah yang terus berulang-ulang tidak akan menyadarkannya dalam menanggapi kuasa untuk pilihannya tersebut? Yang mana sebagaimana manusia punya pilihan dan kehendak bebas sebagai manusia?

Pastinya dasar-dasar hidup memang harus jelas begitu juga pilihan hidup yang harus dipilih sebagai suatu bentuk hidup bahwa serius dalam menjalani kehidupan, hasilnya akan berbeda dengan orang-orang yang igin terus main-main dalam kehidupan ini.

Serius hidup berarti mereka yang mampu menata moralitasnya, mampu menata kehidupannya secara efektif dan mampu menjadi pribadi yang unggul ditengah pribadi "main-main", yang tidak sadar bagaimana optimalisasi hidup abad ke-21 itu sedang berlangsung dalam bentuk dan rupa. Bertrasformasi menjadi manusia unggul dan efektif merupakan ciri yang harus dilakukan manusia kedepan. Karena hidup itu yang dituntut harus selalu menggunakan nalar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun