Penyebab krisis lain biasanya dikarenakan beban utang luar negeri yang melimpah dan melebihi kemampuan membayar, investasi tak efisien, defisit neraca pembayaran besar dan tak terkontrol.
Gejala krisis ekonomi biasanya didahului oleh penurunan kemampuan belanja pemerintah, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja, penurunan konsumsi atau daya beli rendah, kenaikan harga bahan pokok yang tidak terbendung, penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung drastis dan tajam, dan penurunan nilai tukar yang tajam dan tidak terkontrol.
Selai itu krisis ekonomi biasanya mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, angka pengangguran naik, pemerintah kesulitan membiayai belanja, dan harga kebutuhan naik tajam.
Apa yang harus dilakukan saat inflasi tinggi berpotensi resesi dan krisis ekonomi?
Dengan tanda-tanda krisis serta resesi yang juga diprediksi bisa terjadi di Indonesia dengan tanda-tanda inflasi, dimana harga kebutuhan di Indonesia juga merangkak naik sejalan dengan ancaman krisis dan resesi ekonomi. Apa yang kita harus lakukan? Dikutip CNN Indonesia tentang Eduksasi Keuangan, inflasi terbang tinggi harus apa pada Sabtu, 16 Jul 2022.
Pertama, evaluasi pengeluaran dengan menentukan skala priorotas dan disiplin mengunakan uang supaya anggaran belanja dapat ditekan.
Kedua, menyiapakan skenario terburuk sebab bank dunia (world bank) telah mengingatkan sejumlah negara rentan resesi. Indonesia masuk daftar negara yang berpotensi tumbang.
Ketiga, siap dana darurat dimana kita harus mengecek kesehatan keuangan dengan melihat dana darurat. Sebab, hanya dana darurat yang bisa menopang seseorang melanjutkan hidup jika hal terburuk terjadi.
Keempat, sadar manajeman hutang, dimana masyarakat harus menghitung ulang kembali berapa total cicilan yang masih berjalan dalam jangka panjang, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sebab, jika BI menaikkan suku bunga acuan, otomatis bunga kredit juga semakin tinggi. Bagi nasabah KPR yang sudah memasuki masa floating tentu akan ketar-ketir.
Kelima, kurangi jajan dan jalan-jalan itu mengurangi pengeluaran konsumtif lebih baik untuk menambah alokasi dana darurat sebagai jaga-jaga kondisi paling buruk terjadi.
Â
Keenam, investasi. Sebab ekonomi global dan domestik yang sedang 'batuk pilek', bukan berarti tak boleh berinvestasi dan hanya bisa menaruh uang di bawah bantal. Masyarakat bisa memanfaatkan tren pelemahan sejumlah investasi, seperti saham. Ketika harga saham turun, masyarakat justru punya kesempatan untuk membeli dengan harga murah.
Ketujuh, menambah pemasukan. Jadi, ketika pengeluaran sudah tak bisa ditekan atau hanya dapat dikurangi sedikit, mau tak mau harus mencari tambahan penghasilan.