Dengan angka 41,5 dari kalangan Nahdliyin disinyalir akan memilih Prabowo Subinto jika pilpres dilaksanakan saat ini. Mungkinkah itu alasan yang logis? Dan bagaimanakah peluang Prabowo Subianto di 2024 nanti dipilih dari kalangan Nahdliyin?
Dilain sisi, apakah mungkin warga NU mulai tertarik dengan Prabowo Subianto, yang di pilpres 2019 lalu di dukung kubu yang bersebrangan dengan mayoritas warga NU dalam preferensi pilihan politik?
Faktor PKB
Factor kolalisi dengan PKB bagi Prabowo Subianto, itu memang mempopulerkan namanya sebagai capres bagi kalangan warga NU. Sebab banyak dari warga NU bernaung pada partai politik PKB baik menjadi simpatisan atau kader partai PKB itu alasan yang sangat logis.
Akan tetapi; apakah survey terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan sebanyak 41,5 persen responden dari kalangan Nahdlatul Ulama akan memilih Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto jika Pilpres dilaksanakan saat ini akan berbanding lurus di 2024 nanti?
Saya kira jawabannya bisa iya, jika memang Cak Imin yang merupakan ketua umum PKB menjadi cawapres Prabowo Subianto. Sebab bagaimanapun simpatisan partai PKB maupun kadernya secara otomatis akan memilih Prabowo jika berpasangan sebagai capres-cawapres di 2024 nanti dengan cak imin.
Tetapi apakah akan dibarengi dengan warga NU lain yang akan memilih Prabowo? Itu tidak dapat dijamin. Sebab PBNU melalui ketua umumnya K.H. Yahya Cholil Staquf menerapkan jarak terhadap politik, yang mana NU menurutnya adalah rumah besar bagi semua partai politik tidak hanya PKB.
Banyak pula kader NU bernaung dalam partai lain seperti PDIP, Demokrat dan lain sebagainya sebagai dinamika politik dan bukti bahwa preferensi Nahdliyin sebutan warga NU dalam berpolitik sangat dinamis. Dan tentu tidak dapat ditebak di 2024 nanti, tergantung kondisi dan situasi politiknya di 2024.
Secara umum elektabilitas Prabowo pun meningkat signifikan di periode survei Juni mencapai 29,5 persen dari pada Februari 2022, yang mana elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 21,9 persen dan berada di posisi puncak menurut lembaga survai LSN.
Survei LSN sendiri dilakukan di 34 provinsi sepanjang 10-24 Juni. Jumlah responden sebanyak 1.500 orang dipilih dengan dengan multistage random sampling. Survei dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dan kuesioner. Margin of error atau ambang kesalahan survei ini sebesar 2,53 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H